Rabu, 04 April 2018

Akhir Dari sebuah cerita


Oleh : Arvita Mahatvarvirya



Deru suara ombak begitu syahdu menemaniku di kala senja.entah sudah berapa lama aku berada di pantai ini. Aku tak lagi perduli. Masih ku ingat dengan jelas awal aku mengenal dia,dan akun masih mengingat dengan jelas saat dia pergi meninggalkan ku untuk selamanya.

###

Lima tahun yang lalu...

"Indah, kamu nanti malam berpasangan dengan Kak Bhakti."

"Siap pelatih."

Saat itu aku mengikuti kegiatan MADABINTAL di sekolahku,saat itu aku baru mengijak kelas satu SMK Pelayaran. Pelatih mengatakan bahwa aku akan berpasangan dengan senior satu tingkat di atasku.malam nanti kami akan mengadakan jelajah malam atau jerit malam.

"Ndah,asik banget kamu berpasangan dengan Kak Bhakti." Safitri, teman satu tingkat ku merasa iri karna aku berpasangan dengan Kak Bhakti.

"Ahh biasa aja ko Fit, malah aku belum kenal loh yang mana namanya Bhakti? "

Sejujurnya memang aku belum mengenal sosok Kak Bhakti yg akan berpasangan dengan ku nanti malam.ada rasa penasaran terselip di hatiku seperti apakah lelaki yang bernama Bhakti Ikrar Prawira tersebut.
Tepat pukul sebelas malam, kami di kumpulkan di tengah lapangan oleh pelatih. Kami di berikan pengarahan sebelum melaksanakan jerit malam. Saat pengarahan tersebut,aku masih belum menemukan lelaki bernama Bhakti tersebut.

"Baiklah untuk kalian adik-adik selamat menjalankan tradisi jerit malam. Waasalammualaikum warohmatullohiwabarokatuh. "

Demikian pelatih menutup pengarahan itu dengan salam. Selanjutnya barisan kami di pecah sesuai pasangan. Dan di situlah aku mengenal sekaligus melihat sosok Bhakti Ikrar Prawira.
Kami memulai perjalanan jerit malam. Saat itu tepat pukul dua belas malam. Entah apa maksud dari jerit malam ini pun aku masih tak mengerti.
"Waaaaaaaaaaaaa....... "
Aku terkejut melihat bayangan yang sekilas mirip pocong tersebut. Secara refleks aku memegang tangan Kak Bhakti.
"Aduh, triakannya nyaring banget Dek."
"Maaf ya Kak, aku takut beneran. "
"Nggak papa ko Dek. "
walaupun gelap aku melihat dia tersenyum kepada ku, sambil terus memegang telapak tangan ku.
"Namanya siapa Dek? "
"ASTAGFIRULLAH..... ALLAHUAKBAR... LAILLAHAILLALLAH................"
Kali ini aku membenamkan muka ku pada bahu Kak Bhakti. Aroma farhumnya yang wangi membuat ku tak menyesal berpasangan dengannya pada acara jerit malam ini.
"Kamu penakut banget Dek. "
"Aduh kak maaf, itu Mbak kunti nakutin.. Lari aja yuk Kak. "
"Aduh Dek, itu yang kamu liat cuma pelatih yang nakut-nakutin kita. "
"Kak, nggak mungkin kalau pelatih. Mbak kuntinya tuh tadi ada di kuburan itu lagi ngeliatin aku. "
Aku masih saja beranggapan bahwa itu adalah hantu sungguhan.
"Ya uda sinih ngumpet aja di belakang aku, atau kamu jalannya di depan ku, Dek. "
Karena ketakutan, aku lupa kalau pria itu menanyakan nama ku.
Sepanjang perjalanan jerit malam, aku terus saja memegang tangan Kak Bhakti dan sedikit pun tak ada penolakan darinya.
Akhirnya setelah satu setengah jam perjalanan,akhirnya kami tiba di pos awal dan acara jerit malam pun usai dengan di tutup oleh doa.


###


"Ndah, kamu di cariin Kak Bhakti. Tadi dia datang kesini. "
"Ada apa Fit?"
"Wah kurang tau aku Ndah, cuma tadi dia bilang,dia nunggu kamu di belakang barak. "
"Terimakasih Fit. "
Aku bergegas menuju belakang barak, dalam hati aku bertanya, ada apa, dan mengapa dia mencari ku?.
"Selamat siang..ijin menghadap senior. "
Kak Bhakti menoleh ke arah ku dan ia tersenyum dengan begitu manisnya. Pantas saja jika seluruh teman ku merasa iri dengan ku,saat aku berpasangan dengannya tadi malam.rupanya Kak Bhakti memang sungguh tampan.
"Kakak, ada apa ke barak? "
"Ahh tidak,aku hanya ingin bertemu kamu aja Dek."
"Saya ada salah apa ya Kak?"
"Hehehe santai aja, nggak ada apa -apa kok. "
Kami mengobrol dengan akrab, dan setiap hari pun begitu. Hingga suatu hari kami di berikan sangsi dari pelatih. Hukumannya jalan jongkok memutari stadion yang biasanya kami gunakan untuk ateletik.


###


Tak terasa waktu terus berlalu dan kini pun aku telah duduk di kelas dua. Dan Kak Bhakti pun sudah di kelas tiga. Siang itu kami sepakat untuk pulang sekolah bersama.walaupun aku dan Kak Bhakti tanpa ada ikatan apapun,tapi kami saling menyangi.
Ditengah terik panasnya matahari, kami berjalan menelusuri jalan yang menghubungkan pada rumah kami masing-masing, dan kebetulan pun rumah ku dengan rumahnya tak begitu jauh,hanya berjarak kurang lebih limaratus meter.
"Ndah, setelah lulus nanti kamu mau lanjut kemana? "
"Insya allah lanjut ke AIP Kak. Kalau Kakak sendiri?"
"Aku rencana mau masuk Angkatan Laut ndah,doain aku ya."
"Semoga terkabul ya Kak."
"Amin Ndah,semoga kamu sukses jadi pelautnya. "
"Amin... "


###


Kak Bhakti mulai sibuk dengan segala tray out sebelum benar-benar menghadapi UN. Dan hampir tiap hari pula aku menemaninya di perpustakaan untuk belajar. Suatu siang di tengah pembicaraan kami,entah mengapa dia bertanya tentang siapa pria yang ku suka. Aku tersentak mendengar pertanyaannya. Tidakkah dia rasakan aku menyukainya?
"Ada deh Kak.. Tapi,aku nggak tau juga deh, dia suka juga nggak ya sama aku? "
"Memangnya kamu belum pernah ungkapin perasaan kamu ke dia Dek?"
"Belum Kak. nggak berani, takut di tolak hehehe. "
"Ndah,kalau aku daftar tentara nanti, apa kamu bersedia menunggu aku? "
Mendengar pertanyaannya hati ku sangat bahagia, entah mengapa aku bahagia? Dia meminta ku untuk menunggunya.aku tak pernah menyangka ini sebelumnya.
"Indah Kusumaningrum... "
Entah berapa lama aku termenung untuk mencerna ucapannya, sampai suara khas milik Kak Bhakti membuat ku terkejut dan tersadar dari lamunku.
"Ehh iya Kak, ada apa Kak? "
"Kok kamu bengong si Ndah? "
"Kak. maaf, maksud ucapan kakak yang tadi apa ya?, kenapa aku harus menunggu kakak? "
Kak Bhakti menarik nafas dengan kasar, sepertinya dia gemas dengan ku.
"Ndah, aku jatuh cinta pada mu. Tapi sebelum aku mencintaimu, aku lebih dulu mencintai Ibu Pertiwi.jadi ku mohon,tunggu aku pulang Ndah. "
Tak dapat ku lukiskan bagamana bahagia ku saat itu, inikah cinta ku, cinta ku tak bertepuk sebelah tangan.
"Iya Kak, aku janji akan menunggu Kakak pulang dengan menggunakan seragam loreng kebanggan Kakak."
Dia memegang tangan ku erat, seperti dahulu pertama kali kami di pertemukan.


###


Hari itu di bulan Maret,Kak Bhakti menghadapi Ujian Negara. Setelah ujian selesai, Kak Bhakti harus bersiap menghadapi tes Bintara TNI AL. Sebelumnya Kak Bhakti sudah mendaftar secara online.
Selama tiga hari kedepan kami sepakat untuk tidak bertemu. Kami lakukan itu agar Kak Bhakti berkonsentrasi dengan ujiannya. Cita-citanya sudah di depan mata. Tiga hari tidaklah lama bagiku. Dalam hati, aku berjanji untuk terus mendukungnya, baik senang maupun duka, aku akan tetap berada di sampingnya. Akan ku antarkan dia ke gerbang mimpinya, dan akan ku tunggu dia dalam keadaan apapun.
Tak terasa waktu terus berputar.tanpa terasa ujian Kak Bhakti pun selesai.
"Dek, besok anterin aku ke lanal ya, ngantar berkas dan ngambil nomer perserta."
"Iya Kak, jam berapa? "
"Pagi,jam tujuh kamu siap-siap aja ya."
Rona bahagia terpancar dari wajahnya, walaupun belum menerima hasil kelulusan, Kak Bhakti menggunakan surat izin dari Kepala Sekolah.
Pagi itu di awal bulan april, aku mengantarnya ke lanal yang bertempat di KM 10 panjang, bandar lampung. Dengan langkah pasti tanpa keraguan Kak Bhakti melangkahkan kakinya memasuki lanal, sementara aku meunggu dari jarak jauh. Setelah beberapa saat Kak Bhakti kembali menemui ku,dan kami pun kembali pulang.


###


Saat itu di minggu yang cerah, aku menemani Kak Bhakti latihan lari di stadion yang dulu selalu kami gunakan untuk kegiatan olahraga sekolah. Selama kurang lebih satu bulan ini, aku tak pernah absen menemaninya latihan fisik. Aku melakukannya dengan senang hati dan juga untuk menyemangatinya.
Aku tak pernah meninggalkannya sedirian, di tengah panas terik matahari, aku selalu ada di sampingnya. Itulah cinta kami yang indah.


###


Akhirnya tibalah waktu yang di nanti. Kak Bhakti segera mengikuti tes sleksi bintara AL.tes demi tes di laluinya dengan mudah tanpa ada satu kendala apapun. Seolah Tuhan memang merestui cita-cita Kak Bhakti.dan kini tibalah saatnya pengumuman kelulusan. Dengan hati berdebar aku menunggunya untuk mendapatkan hasil gembira.dari jarak sepuluh langkah,aku melihatnya dengan uraian air mata.
"Oh Tuhanku ada apa dengan nya,mengapa air matanya tumpah?"
Semakin dekat ia berjalan kearah ku,air matanya semakin deras. Aku tak kuasa melihatnya seperti itu.
"Dek.."
Belum sempat aku menjawab,tangannya yang kekar menarik tubuh mungil ku ke dalam pelukannya.
"Nggak papa Kak,tahun depan kita coba lagi."
Aku sudah siap untuk menghiburnya,sudah ku katakan bahwa aku takkan pernah untuk meninggalkan nya dalam keadaan apapun.
Dan tiba-tiba saja tangisnya pecah seketika aku mengucapkan kata terakhirku.
"Dek,aku lulus...."
"ALHAMDULILLAH YA ALLAH.. "
Aku berteriak tanpa sadar,aku tak peduli dengan sekeliling ku.kebahagiaan ku sungguh tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata.tak sia-sia usahanya selama ini,hujan dan panas di jalaninya demi sebuah baju loreng dan pangkat bengkok kuningnya.aku bangga padanya.


###


Dan kini tiba saatnya aku melepasnya untuk pendidikan di Surabaya.kurang lebih tujuh atau sembilan bulan aku akan berpisah dengannya untuk sementara waktu.
Pagi itu aku mengantarnya lagi Untuk menuju ke Surabaya. Dengan rasa haru dan rasa bangga aku melepasnya. Sekali lagi aku mengucapkan syukur yang tak terhingga kepada sang maha pencipta. Atas campur tangan nya lah kekasih ku dapat melewati Serangkaian yang tidak lah mudah untuk lalui.
Setelah kepergiannya ke Surabaya aku menjalankannya aktivitasku seperti biasa,dengan sekolah dan berolahraga. Ketika rindu dengannya aku selalu mendatangi stadion tempat Kak Bhakti berolahraga dulu,dan tempat - tempat bersejarah kami lainya.
Saat ini aku sedang di sibukkan dengan ujian kenaikan kelas yang sudah di depan mata,itu artinya sudah dua bulan Kak Bhakti menjalankannya pendidikan nya yang katanya ada di Surabaya.


###


Aku menjalankan hari-hari ku tanpa nya ada di dekatku.tak jarang aku menangis jika merindukannya.aku terus menghitung hari, menunggunya pulang dengan seragam impiannya.
Bulan itu,bulan September tepat ulang tahunnya.tanggal empat belas September aku merayakannya seorang diri,dengan di temani oleh bingkai foto yang berhiaskan dirinya dengan senyum yang menawan,aku meniupkan lilin pada kue yang ku beri lilin angka sembilan belas di atasnya.
"Selamat ulang tahun kesatria ku."
Aku menangis menahan rinduku,ingin ku dengar suaranya saat itu juga.namun apa dayaku,aku harus menahan rinduku sampai tiba waktu nanti.Aku yakinkan hati ku,bahwa aku harus kuat.



* Bersambung ......*


Selasa, 03 April 2018

Cerpen Militer

Cinta Ku Sampai Akhir

"Dek Lestari....”
Lestari mencari asal suara yang memanggil namanya,ia tau suara itu milik kekasih tercintanya, Kapten marinir Abraham.sudah tiga bulan ini Lestari menjalin kasih dengan Abraham yang seorang anggota marinir yon 2 kompi a tersebut.
"Sudah lama ya nungguin Mas? “
"Aku suda biasa ko nungguin Mas yang kalau terlambat datang gak kira -kira telatnya. Mas dari mana,Lama datengnya? Adek uda nunggu dua jam. sementara sekarang uda jam 5.katanya mau nonton?
"Maaf tuan Putri, Mas ini tadi habis di mintain tolong sama senior Mas. Mau ngabari Adek tapi nggak sempat. Maaf ya, beginilah resikonya pacaran sama tentara Dek. selain printah tuhan masih ada perintah atasan dan senior yang harus Mas laksanakan.”
Lestari sebenarnya tau betul resiko menjalin kasih dengan seorang aparat seperti Abraham, namun cinta jika sudah berbicara bisa membuat akal sehat sedikit tak waras. Bukan kali pertama Abraham telat untuk menepati janjinya, tapi walaupun telat Abraham pasti akan datang  untuk menemui gadis berkulit putih dan bermata sedikit sipit itu.
Lestari Jayanti namanya. gadis tinggi berkulit putih bermata sedikit sipit. Lestari berprofesi sebagai psikolog di salah satu rumah sakit swasta di daerah jakarta timur. Lestari memang cocok menjadi psikolog karna ia mempunyai jiwa yang tenang dan berusaha  untuk mengerti seperti apa kekasih beserta tugas yang ada di pundaknya.
Sementara Abraham pria kopi hitam bertubuh tinggi dan berdada bidang yang juga salah satu atlet binaraga di kesatuanya.

###

Tiga tahun yang lalu
"Kak, lo mau gue kenalin nggak sama temen gue?”
"sapa lagi yang mo lo kasih ke gue?,  Gue ogah ahh sama polisi yang kaya kemaren teman lo itu.”
Divo,adik kelas Lestari dua tingkat di bawah Lestari. Dari semnjak awal mengenal Lestari, Divo sudah sangat akrab dengannya, karna Lestari yang mudah bergaul dan supel untuk didekati.
"Tenang  Sist,dia beda bentuk ko ama yang maren gue kasih ke lo.”
"Teman lo nggak ada yang lain apa Vo?  Semuanya militer, lo gitar kali ya Vo?”
"Hahaha lo sist, bahasa apaan tuh gitar? “
"Gila tentara Vo, secara tu lo kaya cewek tukang nguber Om ABRI. Mau lo apain coba mereka?.”
Divo terkekeh mendengar celotehan kakak kelasnya itu.
"Gue terinspirasi aja Bu ama Abang tentara itu, mungkin kalau s1 psikolog gue uda tamat,gue mau lanjut PK, Sist.”
"mau jadi perwira lo?”
"Yah begitulah kira-kira, mohon doa nya ya.”
"Vo,kalau lo beneran jadi om abri, gue temenan ama siapa?secara temen gue yang gila elu doang hahaha.”
"Gue bakal ada buat lo ko Sist, lagian lo gayanya kaya nggak punya temen aja sih. Btw mau nggak lo, gue kenalin sama Om marinir?”
"Boleh lah, sapa tau jodoh.kan menyelam sambil mimik judulnya, ya Nggak Vo? Hahaha”
"Mimik? Jijik banget gue sama bahasa lo.”kedua sahabat itu pun tertawa bersama.
Divo mahasiswa psikologi satu fakultas  dengan Lestari, mahasiswa  tingkat dua semester genap tersebut  mempunyai tubuh ateletis yang memang cocok untuk menjadi seorang  tentara. cita-citanya menjadi PK adalah terinsipirasi dari ayahnya yang juga perwira menengah di lingkungan TNI AD. Dan dari Divo juga lah Lestari mengenal Abraham yang saat itu sedang mengemban tugas misi perdamaian  di Lebanon.
"Sista... Lo masih punya copyan mata kuliah Bu Lidya nggak?.”
"Ahh lo,manfaatin senior cuma buat minjem copyan doang.”
"Haha tau banget lo ama otak gue Sist.”
"Ntar gue cariin ya.kapan mau lo ambil?”
"Secepatnya Sist.”
"Ya uda besok lo ke tempat gue yak. Kebetulan Mama besok mau masak coto makasar.”
"Wih manteb tuh nyokap lo. Dengan senang hati gue sih segera meluncur besok kerumah lo, Sist.”
"Ya uda besok kalo jadwal kuliah kita selesainya Samaan, lo bareng gue aja Vo.”

###

Sejak Lestari mengenal Abraham,dunianya menjadi penuh warna. Hampir setiap malam Lestari membuka jejaring sosialnya untuk berkomunikasi dengan Abraham.maklum saja keduanya terjebak kasmaran beda negara. Abraham sedang melaksanakan tugas dengan misi perdamaian  dunia. Suatu kehormatan  tersendiri  bagi pasukan yang terpilih untuk mengemban tugas dan bergabung dengan pasukan PBB yang terdiri dari berbagai macam negara.dan Abraham sendiri baru dua bulan dia menginjakkan kakinya di lebanon dan artinya  ada sebelas bulan lagi sisa waktunya di Lebanon  dan selama sebelas bulan itu pula baik Abraham maupun Lestari untuk memendam rindu dan penasaran diri masing-masing.
###
"Anak gadis Mama, ko senyum sendiri? kayanya ada yang lagi kasmaran nih.” Goda mama Lestari yang tiba-tiba sudah berada di dalam kamar Lestari.
"Ih apa sih Mama, keponya mulai deh.”
"Habisnya,Mama agak ngeri sama Kakak, akhir-akhir ini sering banget senyum nggak jelas. Kakak kan calon psikolog, masa ia calon psikolog harus di bawa ke psikolog juga untuk di periksa? ko bisa senyum sendiri?”  Ledek wanita yang biasa di sebut bu anwar oleh orang sekitar.
“Ini loh ma, Kakak lagi chat dengan temennya Divo. Dia marinir Ma, sekarang lagi dinas di Lebanon. Masa ya Ma, dia ketemu Kakak aja belum, tapi dia uda tanya,Kakak mau nggak jadi pendampingnya dia? “
Bu Anwar mendengarkan curhatan demi curhatan anak gadis satu-satunya tersebut,tak lupa Ibu ramah tersebut memberikan nasihat kepada putrinya untuk tidak lupa belajar, mengingat Lestari sudah di tingkat dan semester akhir yang sedang menyusun skripsi untuk kelulusannya. Bu anwar tak pernah  sedikitpun melarang putrinya  untuk merhubungan atau berdekatan dengan orang asing yang belum di kenalnya contoh  seperti  Abraham. Menurutnya kebebasan adalah cara untuk mengenal selagi itu dalam batas wajar. Bu Anwar juga selalu membiasakan putrinya untuk bercerita.menurutnya seorang Ibu itu harus mengenal anaknya, dari kemauan maupun sifat dan sikapnya,.tak heran jika Bu Anwar bisa menepatkan dirinya sebagai teman untuk anak semata wayangnya tersebut, karna sebaik baiknya teman adalah orang tuanya sendiri yang mampu menjadi  sahabat terbaik untuk anaknya.

###

"Sista, gue pinjem leptop lo dong bentaran.”
"Yaelah, tinggal pake tuh barangnya di depan mata lo segede gaban gitu masih aja lo ngoceh, berasa jadi orang  lain gue.”
"Ya kali aja ada rahasianya.”
"Hahaha,sejak kapan  juga gue main rahasia sama Mama dan lo?”
"Jiahh berasa penting dah idup gue di mata lo.”.ucap divo dengan tawanya yang khas.

Tak sengaja divo membuka riwayat chat antara Lestari dengan Abraham,yang menurut divo sangat so sweet alias lebay.
"Sista, lo cinta ya sama Bang Ibam? terus lo mau gitu jadi Ibu dari anak-anaknya dia kalau nanti dia pulang?” tanya Divo yang di akhiri denga tawa panjangnya yang seolah menertawakan  Abraham dengan Lestari.
"Apaan sih lo....lo, tau dari mana? Ibam cerita ya sama lo?.”
Lestari masih tak menyadari kalau Divo sedang  membaca dan mengutak atik chatnya dengan Abraham yang biasa di sapa Ibam.
"Ya tau lah Sist,Lo kan Empok gue banget gitu loh.” Divo sambil menahan tawanya.
"Eh ngomong – ngomong, lo minjem leptop gue mo ngapain?  Nyontek tugas untuk kuliah lo ya?  Modal otak woy, jangan manfatin senior doang kerjaan lo.”
Lestari yang sedari tadi ada di ruang makan membantu sang Mama menyiapkan coto makasar untuk mereka santap bersama,berjalan ke ruang tengah mendekati Divo yang sedang asik dengan leptop milik Lestari dannn....
"Divooooooo.....lo tu ya buka chat gue tanpa izin, pantesan lo anteng dari tadi.”
Lestari merebut leptopnya dari tangan Divo di sertai muka merah tomatnya menahan malu karena Divo berhasil membaca riwayat  chat terkutuk  tersebut.
"Yaelah Sista, liat muka lo jadi inget udang goreng ama kepiting yang abis di rebus, sama banget ama muka lo sekarang.” Ledek Divo yang sambil tertawa.
"Bisa diem nggak lo,Vo?”
Sejenak Divo memberhentikan  tawa kerasnya, karna dia tau Lestari sangat marah, terlihat dari tatapan tajam matanya yang seolah mengibarkan bendera peperangan.
Hening sejenak. keduanya pun sama-sama terdiam tanpa suara, hanya hembusan nafas masing-masing dan suara televisi yang terdengar dari ruangan itu di tambah suara pergerakan Mama denga cotonya.

"Loh, kok Anak Mama pada dieman gini?”
Bu Anwar memecah keheningan antara Divo dan Lestari,Bu Anwar yang datang dari meja makan dengan nampan besar yang berisikan tiga mangkuk ukuran sedang  yang berisikan coto makasar yang sudah pasti lezat. Bu Anwar yang berdarah bugis sangat lihai meracik bumbu coto dengan sangat lezat.
"Ini ni Ma, Divo buka chat Kakak sama Bang Ibam, Kakak kan malu.”
Sementara Divo hanya diam, seolah berkata pada Mama Lestari “help me Ma,Divo nggak sengaja.”
"Aduh Kakak ini ya, katanya kalian temenan bahkan uda berjanji jadi saudara,ko gitu aja musuhan. Sekarang mama tanya, kaka kenal Abraham  dari siapa?”
"Ya dari Divo lah Ma.”
"Nah menurut Mama, pantas kalau Divo tau, karna kalau terjadi apa-apa dengan Kakak yang bersangkut pautkan dengan Abraham, pasti Kakak nyeret Divo juga kan?”
Bu Anwar berusaha untuk mendamaikan dua sahabat itu, Divo sudah seperti anak kedua baginya.
"iya juga sih Ma, mau nggak mau Kakak nantinya juga bakal cerita ke Divo juga sih.”
Lestari mengerti dengan ucapan sang Mama, dan dia pun kembali menegur Divo yang duduk di sebelahnya.
"Sist.. “
“Vo....” tanpa sengaja mereka saling memanggil secara bersamaan
"Hadeuh.. Gini nih si Kakak sama si Adek.uda kalian makan dulu nih cotonya, nanti keburu dingin loh.”
"Iya Mama ku sayang.” jawab dua anak yang baru berbaikan itu bersamaan.

###

"Sist, lo suka ya sama Bang Ibam?”
"Nggak tau juga sih Vo.gue cuma ngerasa nyaman aja kalu video  dan chat sama doi.dia lekaki yang beda Vo. Kadang gue ngerasa aneh sih, ko bisa dia minta gue jadi pendampingnya?kan dia belom ngeliat gue secara Nyata Vo?”.
Divo mendengarkan Lestari dengan serius,seolah dia juga merasakan apa yang Lestari rasakan.
"Tapi hati kecil Lo yakin gak sama Ibam, Sist?”
"Yakin gak yakin sih,masalahnya gue juga kan belum pernah ketemu langsung sama dia Vo.”
"Ya uda,Lo ikutin aja dulu alur dari cerita Lo sama si Ibam item.kalau nggak jadi berarti dia bukan jodoh Lo,dan kalau jadi ya syukur Alhamdulillah,berarti kan gue bener tuh nyariin laki kece buat lo.sekalian lo juga ngerampungin kuliah lo yang besok sore uda kelar.tapi coba juga deh Sist, galau lo itu, lo bawa istikharah.”
"Subhanallah,lo nyuruh gue istikharah itu sungguh luar biasa buat gue Vo. seorang Divo yang ngucap salamualaikum aja jarang dan solat lima waktunya masih bisa di itung,tapi lo masih inget dan tau kalau ada yang namanya sholat istikharah.”
"Sialan lo Sist,berandalan gini gue masih apal kalee ama rukun iman dan rukun islam.”
"Hahaha bercanda kali gue Vo.”

###

Sore itu setelah Divo berpamitan untuk pulang, Lestari sudah bersiap dengan aktivitas  rutin nya semenjak ia mengenal Ibam. Sambil mengerjakan bab 5 pada skripsinya dia pun mencoba online untuk bisa berkomunikasi dengan sang pujaan hati.

Kling..

Tanda pesan masuk di jejaring sosial Lestari.
"Assalamualaikum  Lestari ku, lagi apa Dek?”
"Waalaikumsalam,Mas Ibam ku. Biasa, Adek lagi ngelanjutin bab 5 Mas. Alhamdulillah  ini bab terakhir.”
"Apa judul skripsi Adek?”
"PERBEDAAN CARA MENGHADAPI STRES DALAM PERKULIAHAN ANTARA MAHASISWA PSIKOLOGI DAN BUKAN PSIKOLOGI Mas. Adek ambil sampelnya dikampus sndri.”
"Semoga hasilnya memuaskan ya Dek.”
Begitulah percakapan demi percakapan  yang berlangsung antara Lestari dan Abraham.tak jarang mereka menghabiskan waktu berjam jam untuk saling bertukar cerita melalui sosial media. Abraham mau mengenal Lestari apa adanya walau saat ini hanya bisa saling chat dan juga vidio call, Abraham yakin Lestari adalah wanita baik yang di pilihkan Divo untuknya.
Tanpa Lestari tau, Abraham mencetak foto Lestari yang di kirimkan beberapa waktu lalu oleh Lestari.foto itu di tempel Abraham pada dinding kamarnya, dan satu lagi foto berukuran kecil yang dia masukan dalam liontin berbentuk hati tertutup jika di buka menjadi dua bagian dan dihiasi foto.pada liontin sebelah kiri terdapat foto Abraham yang menggunakan  PDL PBB lengkap berserta baret biru cerah yang ia kenakan, dan senjata jenis SS. Ibam tampak gagah dan wibaya sekali di foto itu. Sedangkan di sebelah kanan terdapat foto Lestari yang tersenyum manis mengenakan almamater kebanggannya sebagai mahasiswa tingkat akhir. Liontin itu selalu ada di dalam saku Ibam,disaat lelah dan rindu akan tanah air, Ibam menatap foto itu seolah dia berbicara dengan Lestari di hadapannya.dalam istirahatnya  saat tak berpatroli Ibam selalu diam dan berandai andai, banyak ribuan andai di kepalanya. Sudah tak sabar rasanya untuk segera pulang ke tanah air.jika pulang nanti Ibam bermaksud untuk membawa Lestari bertemu dengan orangtuanya di Trenggalek, Jawa Timur.

###

Tak terasa ini adalah enam bulan tepat Ibam berada di lebanon tepatnya di beirut. Sepanjang hari rutinitasnya sama sedari awal dia di lebanon, hari ini Ibam dengan regunya bersosialisasi dengan murid sekolah dasar di beirut. Para tentara yang tergabung dalam sosialisasi itu begitu menikmati ketika mereka bermain dan bercengkrama dengan beberapa  anak di sekolah tersebut. Saat mereka rindu dengan buah hati mereka,tak jarang para tentara yang tergabung dalan pasukan UNIFIL menggendong dan berfoto bersama anak-anak tersebut .tentara juga manusia, pasti ada rasa rindu yang amat dalam terselip untuk keluarga yang di tinggalkan.
Ibam mengenalkan angklung  sebagai alat musik khas dari jawa barat,alat musik yang terbuat dari bambu tersebut dengan lihai Ibam memperagakan permainan angklungnya, dia berserta anggotanya memainkan sebuah lagu yang berjudul "es lilin".seusai permainan angklung yang di bawakan Ibam dengan anggotanya, anak-anak memberikan tepukan tangan yang meriah. Tak jarang dari anak-anak tersebut banyak yang akrab dengan pasukan garuda, pasukan kebanggan milik Indonesia. Dan tak jarang juga anak-anak tersebut mau belajar bahasa indonesia.dan setiap rutinitasnya akan selalu dia ceritakan kepada Lestari yang kini tengah berjuang dalam sidang skripsinya.

###
Lestari tampak gugup pagi ini berkali kali dia menghapal inti dari skripsinya guna mempersiapkan diri menghadapi sidang.
"Kak, tarik nafas dalam-dalam buang pelan-pelan. Kakak nggak usah tegang, Mama yakin Kakak bisa,Kakak harus yakin dan di sertai dengan doa ya Nak. Inget Mama atau Mas Ibam yang sebentar lagi pulang, jadi Kakak jangan tegang, anggap aja Kakak lagi UTS biasa.” Hibur Bu Anwar kepada putrinya yang seolah akan menghadapi eksekusi tersebut.
"Aduh Ma, Kakak takut. masalahnya penguji Kakak serem semua, uda gitu pelit banget kalau kasih nilai. Nanti kalau Kakak nggak di lulusin gimana?”
"Kakak nih, belum perang masa uda nyerah gitu?, malu dong sama seragam lorengnya Ibam.”
"Ih Mama, masa Kakak di samain sama seragam? What? Mama menyamakan aku dengan seragamnya Ibam?kata Ibam,kalau nyuci PDLnya harus di kanjiin biar kaku,kaya kanebo kering.”

###

Lestari berjalan cepat menelusuri koridor kampusnya menuju gedung B Untuk ujian sidang. hatinya sudah lumayan tenang, sepertinya isi sekripsinya sudah tersalin rapih di dalam otaknya. Kini entah berapa kali Lestari terus berdoa agar di mudahkan ujiannya hari ini.
"Bismillah ya allah berikan aku kelancaran, Papa di atas sana yang sedang melihat Tari, doian Kakak ya Pa, semoga anak Papa ini lulus dengan nilai tinggi.dengan begitu Papa bisa bangga melihat Kakak dari alam sana, dan Papa bangga juga kepada Mama yang uda ngebesarin Kakak sendirian dari dua belas tahun yang lalu semenjak Papa pergi ninggalin kami selamanya. Al fatiha buat Papa,sekali lagi doain Kakak ya Pa.”
Tibalah waktu Lestari untuk masuk ke ruang sidang. Di luar sudah menunggu Divo yang menemani Lestari sejak Lestari tiba di kampus. Tak jauh berbeda dengan Lestari, Divo pun juga ikutan gugup dan tegang menanti Lestari keluar dari ruang sidang. rasa khawatir dan cemasnya hampir mirip dengan situasi dimana suami sedang menanti proses persalinan istrinya.Divo seperti berada di depan kamar oprasi menunggui Lestari yang sedang berjuang melahirkan seorang bayi.
"Divoooooooooo......... “
Teriak bahagia Lestari memanggil nama sahabat sekaligus adik baginya itu.
"sist... “
Divo yang tak mengerti harus mengucapkan apa atas kebahagian Lestari,dia hanya mampu mengeluarkan kata "sist"
"Vo, ko lo kaya orang bego gitu? Gue lulus Vo. Alhamdulillah ya allah, terimakasih tuhan ku, trimakasih Mama,terimakasih Papa, terimakasih Mas Ibam, dan tetimakasih Divoooo....”
Spontan Lestari memeluk Divo yang masih tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun semenjak Lestari keluar dari ruang sidang tersebut.
Sadar dengan kebisuan Divo, Lestari mencubit pinggang Divo.
"Aauuuuuhh sakit gila lo ye...”
"Lah lo mentang-mentang gue peluk diem aja, pake acara menghayati lagi lo.”
"Gue masih gak nyangka Sistaaa....”
"Ko lo ngeraguin gue sih Vo? “
"Iya lah gue ragu sama otak lo, dari nyusun sekripsi ampe kelar tu skripsi lo, ampe tadi malem padahal paginya lo bakal sidang, lo kan sibuk pacaran video call sama si kopi item.”
"Hahaha sialan lo. Dia kayanya nggak seitem di foto yang lo kasih deh Vo. “
"Iya lah uda berbah jadi kopi susu, maenannya di sono salju molo, gimana nggak jadi bening tuh kulit?”
Kata-kata ajaib Divo begitu jenaka membuat Lestari tertawa terpingkal pingkal. Dia jadi ingat dengan foto Ibam yang di unggahnya di media sosial facebook dan instagram dua hari yang lalu. Ibam berpose di hamparan salju, entah foto kapan itu? Di foto tersebut Ibam memakai PDL lengkap dan syal biru senada dengan baretnya, dan di unggahan lain Ibam menggunakan celana jeans dan baju casual lengan pendek dengan kaca mata hitamnya dan telentang di hamparan salju. Lestari tersenyum mengingat foto Ibam. “Dia foto begitu apa nggak dingin kali ya? Dasar tentara aneh.”
"Woy bengong aje lo, kalo kesambet gue ogah nolongin lo.”
"Ihh apaan si lo Vo, gue lagi inget sama fotonya Ibam, Vo, dia tiduran di atas salju cuma pake baju tipis doang. Apa nggak dingin kali ya? Ga meriang gitu dia di sana?”
"Terus kalo dia meriang lo mo ikutan ke lebanon nyusulin dia gitu? Terus lo di sono ngerokin dia gitu?”
"Hahaha ya enggak gitu juga kali Vo. Lucu aja gue. secara ke cisarua yang belom nyampe puncak aja gue uda kedinginan, gimana di salju coba? Dan uda gitu ya Vo, nggak cuma Ibam doang yang aneh, gue liatin di facebook banyak juga tentara yang foto ama salju,ada yang pake celana pendek, ada yang telanjang dada, nggak dingin kali gitu ya Vo?”
"Heehe gue juga bingung, uda gue bilang kan tentara itu banyak yang lebay. Kayanya rata tuh koplaknya”
"Lo nanti kalo bener ikutan PK Lebay kaya gitu juga kali Vo?”
"Hahaha ngikutin jaman gue sih, dan ngikutin senior, kaya si Ibam kan ntarannya jadi senior gue tuh, pasti kelakuan gue nggak jauh beda nantinya sama pujaan hati lo.”

###

Lestari dan Divo memutuskan untuk langsung menemui Mama Lestari di rumah,mereka bermaksud memberikan kabar bahagia itu kepada Bu Anwar,dan tentunya juga berbagi dengan Ibam melalui jejaring sosialnya.
"Assalamualaikum Mama, Kakak pulang.”
"Gimana anak Mama sidangnya? Lancar toh nak?”
"Alhamdulillah lancar berkat doa Mama dan dukungan dari teman-teman dan Ibam. Kakak bisa loh Ma jawab pertanyaan penguji tadi, malah Kakak di puji bagus Ma.”
"Tuh apa Mama bilang, Anak Mama ini pasti bisa walaupun tiap malam kerjaannya online terus.”

###

Lestari merasa begitu lepas dari beban yang menghimpit dadanya hingga sesak selama berbulan bulan ini. Skripsi telah menyita waktunya, mengurangi jadwal ke mall, jadwal siaran dan jadwal kumpul dengan teman-temannya selain Divo.
Selain menjadi mahasiswa Lestari juga bekerja di salah satu radio swasta yang terletak di salah satu gedung di sharinah tamrin jakarta pusat. Dari gaji menjadi penyiar itulah Lestari bisa membiayai kuliahnya hingga ia lulus dan mendapat gelar sarjana psikologi. Tentang pekerjaannya dia belum menceritakannya kepada Ibam, Ibam hanya tau Lestari hanyalah seorang mahasiswa tingkat akhir.rencananya dia akan membritahukan tentang profesinya nanti setelah Ibam pulang dari misi perdamaiannya. Lestari sadar dia harus berkerja untuk meringankan beban sang Mama yang hanya seorang diri membiayai hidup mereka berdua,Semenjak sang Papa meninggal dunia dua belas tahun yang lalu. Walaupun sebenarnya Mama Lestari mampu membiayai anaknya dari hasil prusahaan trevelnya yang lumayan berjalan dan juga beberapa boutiq yang ia miliki, tapi bagi Lestari menyelesaikan sekolah dari hasil jerih Payahnya sendiri adalah kebanggaan tersendiri untuknya dan juga untuk sang Mama.

###

"Ma, skripsi Kakak sudah selesai, dan jadwal Kakak kekampus juga nggak setiap hari seprti kemarin. Insya allah Kakak mau mulai siaran lagi Ma, itung-itung cari kesibukan menjelang wisuda.”
"Memang kakak masih lanjut siarannya?”
"Masih Ma,kemarin cuma izin aja nggak siaran sementara waktu untuk nyusun skripsi Ma.”
"Kapan rencananya Kakak mulai siaran?”
"Insya allah besok Ma, tadi Kakak uda hubungin Mbak Niken sih,bilang kalau Kakak uda siap siaran lagi.”
"Ya Sudah, tapi ingat pesan Mama jaga diri baik-baik, siaran Kakak tuh selesainya malam.”
"Iya Kakak inget ko pesan Mama.dan Kakak juga ingat tiap hari sebelum Kakak pergi Mama pasti selalu bilang : jangan ngebut ya bawa mobilnya, inget kakak perempuan hehehe.”
###

Pagi ini Lestari sudah bersiap untuk pergi menuju gedung tempat siarannya. Lestari memulai siaran setelah fakum Tiga bulan saat di pertengahan skripsinya. Dengan dress motif Lestari melajukan mobil freed A A/T berwarna putih tersebut. Padatnya ibukota hampir membuat Lestari frustasi dibelakang kemudinya. jadwal siarannya sebenarnya sore hari pukul 16.45.sedangkan Lestari berangkat pagi pukul 7.30.sengaja Lestari berangkat pagi karna biasanya Mbak Niken menjadikannya sebagai asisten pribadinya dan kalau nasib sedang beruntung Lestari bisa mengisi suara pada iklan atau menggantikan penyiar lainya yang berhalangan hadir. Seketika lestari teringat Ibam, yang sudah hampir seminggu tak ada kabarnya, pesan Lestari pun belum dibaca Ibam, tak biasanya Ibam ofline berhari hari. “Tuhan ada apakah dengan Mas Ibam? Semoga Mas Ibam berserta pasukan lainnya selalu di berikan kesehatan dan selamat sampai kembali pulang ke tanah air. Amin.”
Setelah mempuh perjalanan satu setengah jam dan bermacet-macetan ria,akhirnya Lestari tiba di gedung tinggi yang bersebrangan dengan kementrian agama RI tersebut. Lestari memarkirkan freed putih di besment gedung sharinah. Freed A A/T inilah yang selallu setia mengantar Lestari kemanapun Lestari pergi.freed a yang di hadiahkan Bu Anwar ketika Lestari berumur genap dua puluh tahun saat itu Lestari telah duduk di tingkat dua semester ganjil. Sebelum di ijinkan menggunakan mobil sendiri, Lestari terpaksa di antar jemput oleh sang Mama, padahal dari awal perkuliahan Lestari sudah minta untuk di ijinkan membawa mobil sendiri. Tetapi sang Mama masih belum mengijinkannya saat itu.
"Mbak Nikennnn...... “
Lestari langsung berhambur memeluk atasannya itu saat tiba di ruang kantornya. Mbak Niken memang atasan Lestari di i-radio tapi atasannya itu tak pernah menjaga jarak terhadap para juniornya, sungguh atasan yang kren menurut Lestari, walaupun Niken keren tapi terkadang Lestari juga bosan Saat mendengarkan arahan setelah siaran. karna ceramah Niken yang sering terlewat panjang dan sering mengulang kata yang sama.
"Tari...... Gimana kabar lo? Lancar kan sidangnya? Kantor sepi nih selama lo nggak ada. nggak ada juga yang betah dengerin ceramahan gue waktu lo nggak ada.”
"Gue juga nggak betah - betah amat kali Mbak dengerin ceramahan lo yang panjangnya ngalahin pidato kenegaraan presiden.iya Mbak gue juga kangen banget sama suasana kantor.”
“Ehh Say ntar lo gantiin Citra ya ngisi siaran lentera hati. Dia berhalangan masuk, lagi kurang sehat katanya.”
"Uhhh siap bos.”
"Lo semenjak kenal ama si Ibam jadi rajin banget ya ngucapin kata "siap". ehh ngomong- ngomong gimana tuh kabar Kapten Tsubatsa lo?”
"Lo Mbak, enak aja ganti nama pujaan hati gue. gue juga nggak tau Mbak kabarnya si Babang gimana? Uda seminggu ini kita nggak komunikasi .Gue mau tanya tapi tanya kemana coba? Lebanon jauh Mbak, nggak deket kaya ke bundaran HI,kalau deket mah uda gue jabanin dari maren kalii....”
"lo betah gitu pacaran ama orang yang belum lo kenal?”
"Pacaran sih belum Mbak, dia belum menyatakan cintanya ke gue, tapi dia uda tanya kesiapan gue untuk jadi pendampingnya.”
Niken dengan sabar mendengarkan curhatan panjang Lestari yang terlihat khawatir dengan keadaan Ibam yang tanpa kabar. “Semoga kamu sehat mas.”
###

Di tempat yang berbeda dan di negara yang berbeda. Ibam duduk sambil memandangi foto kekasihnya yang terbingkai pada liontin berbentuk hati yang selalu di bawa Ibam kemana pun ia pergi. Sudah dua minggu ini Ibam tak berkabar dengan Lestari di karenakan belum lama ini terjadi penembakan wartawan oleh tentara israel, maka dari itu keamanan lebanon di perketat dan patroli di rutinkan
Selama siaga berlangsung, Ibam sulit untuk berkomunikasi dengan Lestari.bagaimanapun rindunya dia terhadap Lestari. Ibam harus mengutamakan tugasnya terlebih dahulu terlebih ini adalah misi perdamaian yang membawa nama baik negara dan nama baik corps.
“Sedang apa lestari sekarang? sudah wisuda kah? Atau sudah berganti kekasih kah?” karna dua minggu ini mereka sama sekali tak berkabar. Ibam berharap semoga saja keadaan lebanon saat ini dapat masuk dalam siaran berita tanah air. Dan jika benar menjadi news, semoga saja Lestari mengtahuinya.

"Selamat sore sahabat i-radio kembali lagi bersama saya Lestari Jayanti, yang pastinya sudah sangat sahabat nantikan untuk bercuap-cuap menemani sore jakarta yang cerah..... “
Begitulah Lestari yang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar, suaranya yang merdu selalu terdengar di sore hari dalam acara lagu indonesia. Lestari menemani penggemarnya selama dua jam dalam sehari. Dan sehabis membawakan musik indonesia,Lestari sore ini di tugaskan oleh Mbak Niken untuk membacakan berita baik dalam maupun Luar negeri. Lestari membuka dan membaca skrip brita yang akan di bawakannya.
"Ahh tiga biji doang nggak banyak.”
Halaman pertama berita tentang pilpres yang akan di selenggarakan kurang dari tiga bulan.
Sedangkan di halaman ke dua tentang terpidana ratu Atut Chosyia,terpindana korupsi dan mantan Gubernur kota Banten tersebut. Dan berita ke tiga penembakan wartawan prancis di lebanon,lebanon berada dalam siaga satu penuh.
"Ibam.... Tuhan,segenting apakah lebanon kini? Aku memang tak tau apa-apa,tapi aku minta pada mu, jaukan ibam ku dari bahaya, jauhakan prajurit terbaik bangsa ku dari apapun yang di sebut dengan bahaya. Kembalikan mereka semua dalam keadaan hidup dan selamat tuhan...”
Tanpa komando air mata Lestari menetes, mengalir mulus di pipi cantik lestari, pikirannya kacau dan kalut, memikirkan Ibam. Mungkin ini adalah sebab hilangnya komunikasi dari dua minggu lalu.
"ibam ku, calon imam ku...”Bisik lirih batin Lestari. Inilah doa Ibam yang di kabulkan tuhan, dia ingin Lestari tau dengan keadaan nya saat ini.keamanan lebanon terancam.
Seusai siaran Lestari keluar dari bilik siaran menuju meja kerjanya. Rupanya Mbak Niken selaku produser sudah tau dengan apa yang menimpa nasib anak buahnya itu.
"Yang sabar ya Tari, gue yakin si Tsubatsa baik-baik aja, kan yang ketembak wartawan bukan tentara” Niken mencoba berusaha menangkan Lestari, tapi mendengar kata “Tentara” yang di ucapkan Niken malah semakin membuat Lestari menangis sejadi-jadinya.
"Aduh, ko lo malah makin keras sih nangisnya Tar?”
"Gue takut Mbak, takut Ibam kenapa napa.”
"Percaya deh sama gue, dia bakal baik-baik aja, dia bakal pulang buat lo dengan keadaan selamat. Percaya sama gue, oke!”
###
Malam pukul 20.00 Lestari sudah tiba di rumah. matanya masih saja sembab dengan sisa airmata yang masih terus mengalir tanpa di minta.
"Assalamualaikum,Kakak pulang Ma.”
"Waalaikumsalam. Loh Anak Mama kenapa, Ko nangis?”
"Kakak takut Ma.”
"ttakut kenapa Kakak? Siapa yang buat Kakak nangis?”
"Tadi Kakak di tugasin baca i-news Ma,terus di berita terakhir yang Kakak baca kalau Lebanon lagi genting yang di sebabkan oleh tertembaknya wartawan asal prancis Ma. Kakak takut kalau sesuatu terjadi dengan Ibam Ma.”
"Kakak,percaya deh sama Mama,Ibam baik-baik aja sayang.harusnya Kakak bangga punya Ibam,jangan malah di tangisin gini.kakak dengerin Mama ya,sebagai prajurit itu tugasnya adalah menjaga keamanan dan perdamaian.prajurit juga di haruskan bertempur melawan musuhnya.saat mereka memilih bergabung dengan TNI tanpa sadar mereka sudah menyerahkan nyawanya untuk negara kapan saja negara memanggil.nggak gampang loh ka jadi prajurit,mereka harus siap di kirim kemanapun dan kapan pun,kalau Kakak nangis seperti ini yang ada Kakak menghambat tugasnya Ibam di sana,pasti Ibam akan merasakan kalau Kakak itu nggak iklas berbagi Ibam dengan negara.”
Sejenak Lestari merenungkan perkataan sang Mama,memang tidak baik menangisinya,karna ini sudah pilihan hidupnya yang memilih abdi negara sebagai imam dalam rumah tangganya kelak.sesaat Lestari menjadi tenang telah berbagi keluh kesah nya dengan sang Mama,sahabat terbaiknya yang selalu menenangkannya dalam keadaan sesulit apapun.
Lestari mengirimkan pesan panjang  kepada ibam,entah kapan Ibam akan membacanya, setidaknya Lestari ingin memberikan semangat kepada Ibam.
Dear my love....
Aku uda paham dengan keadaan lebanon saat ini, tentang tertembaknya wartawan prancis yang menyebabkan lebanon menaikan siaganya menjadi siaga satu.
Jujur aja ya mas, aku sempet takut. Yang aku pikirin tuh bakal terjadi tembak tembakan yang melibatkan Mas Ibam serta, yang aku pikirin juga tuh kalau disana kacau banget kaya konflik GAM di aceh dulu atau mungkin kaya OPM di papua... Ihh serem banget kan...
Mas ibam nggak usah khawatir walaupun aku sedih dan cemas, tapi aku akan selalu mendoakan Mas agar di lancarkan tugasnya dan kembali ke tanah air dengan selamat. Aku selalu menanti prajurit ku dengan setia, di langkah mu teriring selalu doa ku dan restu seluruh bangasa mu.....
Kibarkan terus bendera kemenangan Mas, buat lah harum nama negri mu, jadikan satuanmu di banggkakan. Pesan terakhir ku, selalu waspada saat patroli, jaga kesehatan dan jangan tinggalkan lima waktu mu Mas.

###

Tiga minggu berlalu, keadaan lebanon sudah lumayan membaik dan tak terlalu menegangkan seperti kemarin.hari ini Ibam dan pasukan lainnya berpatroli ke wilayah tripoli. Selama di lebanon tidak selalu Ibam berada di beirut,Ibam dan pasukan gabungan lainya berkeliling menelusuri lebanon yang tandus.sebagian lebanon di selusuri dengan berpatroli seperti distrik batroun, tirus, baalbek dan lain-lain.
Dengan panser anoa buatan PT pindad, Ibam berserta tim melesuri jalan panjang kota tripoli untuk memastikan daerah tersebut aman. Hampir setengah hari Ibam menghabiskan waktunya berpatroli,tibalah saatnya untuk sedikit bersantai.
Ibam membuka jejaring sosialnya, sudah rindu ia ingin bercerita dengan Lestari. Begitu terkejutnya Ibam dengan rentetan pesan masuk yang hampir semua dari Lestari dan Divo.
Ibam tersenyum membaca pesan Lestari satu persatu, saat tibalah mata Ibam membaca pesan panjang yang di kirimkan lestari dua hari yang lalu, Ibam tersenyum bahagia, ternyata keadaan lebanon sampai juga ke tanah air, walaupun Ibam masih belum tau jika Lestari sendiri yang membacakan berita tersebut di acara i-news.
"Assalamualaikum adinda...”
Maaf mas kemarin ofline lama, karena terjadi insiden disini.alhamdulillah kabar Mas sehat dan tak kurang satu apapun. Trimakasih ya dek untuk surat panjangnya,Mas bangga sama Adek yang mengerti dengan segala resiko yang kemungkinan akan terjadi. Tapi insya allah,Mas disini nggak pernah kontak tembak, tidak seperti yang Adek fikirkan,tidak juga seprti GAM dan OPM.boleh di bilang kami di sini seperti sedang plesiran keluar negri Dek (anggaplah begitu hehehe).
Sabar ya Dek,  tiga bulan lagi Mas pulang. Kalau Mas cuti nanti,mau kan Adek kenalan dengan keluarga  besar Mas di trenggalek?.ini bukti keseriusan mas dengan adek. Walaupun kita belum pernah  bertatap muka secara langsung, tapi Mas yakin insya allah  Lestari ku jodoh yang di berikan tuhan untuk Mas. Yang sabar nunggu Mas ya my beloved...i miss u my future wife.

###

Hari ini jumat yang indah, Lestari melukiskan senyum bahagianya setelah medapat kabar dari Ibam. rasanya sudah tak sabar ingin segera bertemu.

“Oh tuhan semoga ini bukan mimpi indah ku, jadikanlah ini nyata, andaikan mimpi, tolong jangan bangunkan aku.karna semua ini terlalu manis tuhan..”
"Kakak nggak siaran sayang?”
"enggak Ma, karna besok Kakak di suruh ngisi acara di braga plaza bandung.besok ada acara fasion di sana. Jadi besok kakak berangkat pagi dan pulang lagi minggu sore ya Ma.”
"Loh ajak Divo deh kalau gitu untuk nemenin Kakak di jalan. Mama khawatir  kalau kakak perginya sendirian.”
"Ihh Mama basi deh, kakak Uda bilang ko sama Divo, dan Divo mau nemenin Kakak.”
"Ya uda kalau gitu besok berangkat nya jangan kesiangan takut kena macet nanti.”
"Iya Mama....”

###

Kota bandung sama padatnya dengan jakarta, sebenernya kota ini adalah kota keduanya jakarta. Divo dan Lestari sudah tiba di kota itu sedari pukul 10.45.masih lumayan kepagian sih, sementara event fasion tersebut akan di adakan malam hari. Dengan banyaknya waktu yang ada Lestari mengajak Divo untuk memutari braga dengan berjalan kaki. Lestari selalu suka dengan beraga,terutama dengan salah satu caffe yang menyediakan kopi ternikmat menurut Lestari.gadis berkulit putih itu sangat menyukai kopi sejak lama, dan sepertinya  menjadi candu baginya.
"Vo, ke braga art caffe yuk, nongkrong di situ kita.”
"Ahh ngopi lo nggak tahan gue Sist..”
"Lo belom aja kali nyobain kopi di mari.sedep Vo, nggak bakal nyesel lo.”
"Yang namanya kopi sama aja kalee sist. Kalo nggak manis ya pait dah, kalo nggak dingin ya panas dah. Hahaha”
"bawel lo, mau ikut apa nggak nih? “
"Ya ikut lah Sist, kata Mama kan lo nggak boleh pergi sendirian sist.”
Divo dan Lestari bagai saudara sungguhan.divo sangat menjaga Lestari layaknya saudara laki-laki melindungi saudara perempuannya.semoga persahabatan mereka kekal abadi.

###

Pagi itu Ibam sedang menikmati udara semeriwing Lebanon yang memasuki musim panas.tak terasa waktunya di Lebanon hampir selesai,dan di jadwalkan minggu depan Ibam sudah bisa menginjakan kakinya di tanah air.tak tahan rasanya menunggu tibanya waktu tersebut,waktu dimana akan mempertemukan dia dengan sang pujaan hati,dan waktu yang akan mempertemukan ibam dengan keluarga yang di tinggalkan selama tiga belas bulan belakangan ini.

Kling...

Tanda pesan masuk dari jejaring soasialnya, segera ia buka pesan tersebut yang ternyata dari sang adik yang sangat ia rindukan.
"oh adik kecilku, aku merindukan mu...”
Tentang  Ibam yang terlahir dengan nama Abraham Yuda Bhagaskara. Anak dari seorang  Ibu yang berprofesi sebagai guru SMP N 1 trenggalek dan Ayahnya kini yang menjabat sebagai Dandim 0806 terenggalek. Ibam adalah anak pertama dari empat bersaudara. Adik Ibam yang ke tiga juga seorang anggota brimob yang bertugas di poso. sedangkan adik ke dua Ibam seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai bidan.dan Adik bungsu Ibam yang juga prempuan yang kini berusia lima belas tahun. Jarak usia Ibaml dengan adik bungsungnya memang sangat jauh.jarak adik ketiga ke yang bungsu saja delapan tahun. Jadi bisa di bayangkan toh jauhnya perbedaan usia ibam dengN Adik Bungsunya.

###

"Ka Sista.. Ibam uda tau belum kalau lo penyiar yang hobinya ngalor ngidul nggak jelas?”
"Belum Vo, gue belum cerita. Karna waktu gue kenal ama dia kan gue lagi nggak siaran tuh gegara skripsi.”
"Terus kapan lo mau cerita sama Ibam?”
"Buat kejutan aja kali ya Vo,pas dia pulang gue cerita  deh kalau profesi gue penyiar.”
"Terserah lo deh Sista, masalahnya si Ibam tuh sensitif orangnya. Mudah-mudahan aja lo nggak di damprat ntarannya hahaha.”
Ragu. Lestari sedikit menyesalinya, kenapa tak ia katakan dari awal, kalu profesi sementara nya adalah penyiar.
“Apakah aku membertitahukannya sekarang? “
Lestari berjalan dengan pikiran bimbangnya,keputusan mana yang akan dia buat? Sekarang atau nanti?lama lestari berfikir dan dia memutuskan  akan membritahukan profesinya nanti saja setelah Ibam pulang.
Satu hari..
Tiga hari..
Enam hari..
Dan besok waktu yang dinanti akan tiba. Ibam merapihkan barang pribadinya selama di lebanon.tak lupa foto cantik Lestari pun dia cabut dari dinding kamar sementara nya itu, dan foto itu berpindah kedalam agenda bersampul kulit berwarna biru milik Ibam.

Dan dengan waktu yang bersamaan dengan kepulangannya Ibam, Lestari mendapat panggilan kerja pada salah satu Rumah Sakit di Jakarta Timur.
Sudah dari dua minggu yang lalu Lestari mengikuti tes pada rumah sakit  tersebut. Tak di sangka atas ijin tuhan Lestari di perkenankan  mengabdi di rumah sakit tersebut. Dengan di terimanya ia di rumah sakit berarti ia pun juga harus meninggalkan dunia siarannya.meskipun Mbak Niken tak pernah  mau menerima pengunduran diri Lestari. Karna menurut Mbak Niken, Lestari sangat berbakat dan rantingnya selalu teratas saat siaran.
"Mbak, maafin gue, mungkin ini terlalu terburu buru dan bukan waktu yang tepat untuk mengundurkan diri. Tapi mau nggak mau gue harus ngomong sekarang  ke lo. kalau mulai besok, gue uda nggak bisa siaran lagi, dan nggak bisa sekantor sama lo lagi.”
"emang mulai kapan lo praktek di rumah sakit itu Tar?”
"Besok Mbak.”

"Lo mau kerja di rumah sakit apa mau jemput Ibam, Tari? “
"Sumpah Mbak, gue dapet panggilan nih lo liat dah nomer telpon di kontak masuk gue, lo pastiin aja kebarannya kalau lo nggak yakin, Mbak.”
"Hahaha serius amat lo, Ngomong-ngomong muka lo tegang gitu, what hepen aya naon atuh teh?”
"Tegang lah Mbak, besok gue uda mulai kerja dengan profesi gue yang sebenarnya.siapa yang nggak tegang coba?  Biasanya tiap hari gue ngomong siaran cuma suaranya doang yang di denger Bu,kalau salah ngomong gue nggak malu banget, kan muka gue nggak kliatan Bu.....”
"Hahaha lo demam? Butuh aqua apa butuh picnik? Ya uda nggak masalah sih kalau itu keputasan lo, tapi kalau nanti lo mau balik lagi dan lo kangen siaran. Lo bisa datang kapan pun lo mau, lo tinggal call gue. Oke?”

"Oke Mbak, makasih banyak banget ya Mbak untuk semuanya.”

###

Pagi ini waktu lebanon,Ibam sudah berada di lapangan setempat untuk pelepasan satgas mereka usai. Wajahnya begitu berseri karna kurang dari 24 jam Ibam akan menginjakan kakinya kembali ketanah air.
"kami pulang wahai ibu pertiwi"
Wajahnya berseri menghitung jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik untuk kembali menghirup rindu alam ibu pertiwi.
Selamat tinggal lebanon
Tugas kami tlah usai
Kini tiba waktu bagi kami kembali.
Tanah air menanti kami.
Tunggu aku duhai kekasih
Sebentar lagi aku menemui mu.
Masih sabarkah engkau menanti ku?
Akan ku jadikan engkau ratu ku kelak.
Jalasenastri ku yang mendampingi aku seumur hidupku.
Ibu dari anak ku dan nantinya kita akan di sapa oleh mereka dengan sebutan ayah dan bunda
Sungguh indah lestari ku....
Oh...  Ayah bunda ku
Anak mu kembali...
Banggakah engkau pada ku?
Sungguh aku rindu dengan kalian.
Bakti ku untuk kedua orangtua  ku
Jiwa raga ku untuk negara ku
Dan sayang ku untuk orang  terkasih ku...
Ibam menggoreskan kata pada buku agendanya, entah apa yang dia tulis, sungguh tak jelas. Ungkapan perpisahan pada lebanon, surat cinta untuk lestari, dan juga surat rindu untuk kedua orang tuanya. Semua di rangkum menjadi satu-kesatuan.

###

Di tempat yang berbeda....
Lestari tampak anggun pagi ini, mengapa tidak?  Ini hari pertamanya bekerja di rumahsakit, akhirnya dia merasakan menjadi psikolog. Psikolog kejiwaan. Dan di lain sisi yang juga membuatnya lebih anggun dari hari biasa adalah kepulangan sang kekasih yang di nantikannya.
Lestari  akhirnya memutuskan untuk tak memberitahukan pada Ibam kalau dulunya ia adalah penyiar di sebuah radio.
Padahal jadi penyiar juga kan bukan pekerjaan buruk, tapi kenapa dia harus takut jika ibam mengetahuinya?  Bukan.. Bukan karena penyiar itu sebelah mata di pandang. Tetapi antara lestari dan ibam dari awal sudah berjanji tak akan ada satu pun yang akan di tutupinya,itulah yang membuat Lestari takut.takut jika di cap yang tidak - tidak oleh Ibam,karena ada satu yang terlewatkan yang tak di ceritakannya pada Ibam.
I wanna call the star
Down from the sky...
I wanna live a day
That never dies..
I wanna change the word
Only for you....

"Divo calling...."

Semenjak Lestari jatuh cinta pada sosok Kapten Abraham, nada panggil ponselnya berubah dari dering standar jadi sebuah lagu  when you tell me that you love me, yang di populerkan oleh Diana Rose.segera Lestari mengangkat telpon dari Divo mantan juniornya yang kini sahabat yang paling dekat dengannya.
"Kenapa Vo?”
"Buset deh lo Sist..assalamualaikum  gitu kek...”
"Hahaha gue kalau salam nggak pernah di jawab sama lo,mangkanya langsung gue tembak aja hahaha. “
"Gimana kerja pertama lo sist? Uda berapa orang gila hari ini yang lo tanganin?”
"Baru satu Vo, ni gue lagi ngeladenin orang gilanya lagi telpon gue.”
"Buset deh sialan banget lo Sist... Minta gue laporin lo ke Bang jendral tetang penyiar lo yang dia belom tau sampe sekarang? “
"Bisa kelar kali idup gue Vo hahaha.”
"Lo nggak jemput Bang Jendral ntar ke bandara? “
"Dia nggak minta sih, dia bilang nanti kalau uda sampe dia ngabarin gue.”
Begitulah tiap hari Divo selalu saja perhatian kepada Lestari, Divo selalu ada waktu untuk terus menghubungi Lestari. Banyak yang mengira kalau Lestari dan Divo adalah sepasang kekasih, dan ada juga yang mrngatakan kalau Divo mencintai Lestari, namun cintanya bertepuk sebelah tangan. orang bilang Lestari hanya menganggap Divo teman, tapi Divo mengartikannya lain. Apakah benar Divo dan Lestari saling jatuh cinta sebenarnya?

###

Pukul 18.00 waktu indonesia  bagian barat.Ibam menginjakkan  kakiknya di tanah air. Perjalan panjang yang memakan waktu kurang lebih tiga belas  jam itu membuat ia sangat kelelahan. 13 jam lebih, Ibam berserta serombongan pasukan Indobatt hanya duduk manis di atas burung besi berwarna putih bertuliskan UN tersebut. Pertama kali yang Ibam lakukan saat turun dari pesawat adalah sujud sukurnya karna dapat menghidup kembali alam Indonesia.
"Duhai ibu pertiwi.. Kami pulang...".
Di tempat yang berbeda, seorang wanita di balik kemudinya sedang berhadapan dengan kemacetan kota jakarta.
"Ahh besok pindah aja kali ke bulan, biar nggak macet gila kaya gini... Huft....”
Gadis cantik itu menggerutu dengan padatnya kendaraan yang sama sama berhenti di ruas jalan Ibu kota. Dari arah Berlawanan  Lestari melihat iring iringan truk tentara menuju bandara Halim Perdanakusuma.
"mas Ibam.... "
Lestari  memanggil nama kecil Abraham. Lestari tau hari ini Ibam akan pulang, dan kemungkinan truk yang di lihatnya tadi akan membawa Ibam ke bataliyon.
“Di jemputnya pake truk gitu? Nggak pake bis yang ada ac nya?”
Entah pertanyaan  atau sindiran yang di ucapkan Lestari?  Yang jelas kekasihnya kembali pulang. Kekasih yang belum resmi menjadi  kekasih, entah apalah namanya itu?.
Dalam lamunanya di tengah macetnya kota jakarta ponselnya berdering.kembali lagu Diana Rose mengalun merdu.di lihatnya layar ponselnya.
"0852190**** calling"
"Ahh nomer nggak di kenal, siapa nih?angkat ajalah, siapa tau kenal.” lestari bicara pada batinnya.
"Assalamualaikum  Dek”
"Waalaikumsalam...  Maaf siapa ya?”
"Aishh galaknya si cantik ini.”
Sang lawan bicara masih menyembunyikan  idientitasnya.
"kalau mau iseng jangan sama gue ya, gue uda punya laki tau nggak lo? Laki gue baru balik nih dari lebanon.”
Bentak lestari yang semua kalimatnya penuh dengan penekanan.
"Kalau boleh saya tau,nama suaminya Mbak siapa?  Mungkin aja saya kenal.”
Dengan lantang kemudian lestari menyebut pangkat dan nama laki-laki yang di akui sebagai suaminya.
"Laki gue namanya KAPTEN ABRAHAM, mau apa lo?”
"Ohh kalau begitu dengan saya sendiri Mbak.”
Ibam menahan tawanya, “ternyata seprti itukah Lestari saat menerima telpon orang tak di kenalnya?  Luman PD juga dia ternyata.”ucap batin Ibam.
"maksud lo??”
Lestari masih tak mengerti,jika lawan bicaranya di telpon adalah Abraham.
"Perkenalkan  Mbak, nama dan pangkat juga jabatan saya. Dengerin baik-baik ya Mbak. Jabatan saya Danki, pangkat saya kapten. Biasanya saya di kenal dengan Danki Abraham atau Kapten Marinir  awbraham, Mbak cantik.dan saya baru saja tiba di Indonesia  dan langsung menghubungi nomer telpon calon istri saya. Tapi ternyata calon istri saya malah uda menikah,sayang sekali ya Mbak.” Ibam tertawa terbahak  bahak.
“Mas Ibaaaammmmm..... “
Lestari teriak memanggil nama Ibam, wajahnya memerah menahan malu atas kelakuan bodohnya yang sudah mengaku sebagai istri Ibam.
"Jadi kamu gitu ya Dek,Kalau di telpon orang?  Baguslah.” Seloroh Ibam menggoda Lestari.

"Ya nggak juga sih Mas, aku sebenernya uda tau ko kalau Mas Ibam yang telpon aku.”
"Hahaha ngaku aja Dek, Nggak apa-apa juga kali.. Ohh iya dek, Mas mau minta maaf, Mas memang sudah pulang.tapi kemungkinan baru bisa nemuin Adek besok sore,itu pun kalau sempat. Karna Mas masih ada yang harus di kerjakan di kantor. Nggak malah kan Bu Ibam?”
"Mas, uda deh jangan godain aku tsrus, malu tau.Iya Mas, aku mah ngerti ko.”
Selama ini Lristari tak pernah  mendengar suara Ibam dengan jelas melalui telpon. selama ini hanya vidio call dan itu tak terlalu jelas seperti apa suaranya,karna pengaruh signal yang sulit di ajak kompromi.
Lestari bersenandung merdu, ia suka sekali dengan lagu yang di populer  kan oleh Fait Hill.
When I think back
On these times
And the dreams
We left behind
I'll be glad 'cause
I was blessed to get
To have you in my life
When I look back
On these days

I'll look and see your face
You were right there for me
In my dreams
I'll always see you soar
Above the sky
In my heart
There will always be a place
For you for all my life
I'll keep a part
Of you with me
And everywhere I am
There you'll be
And everywhere I am
There you'll beWell you showed me
How it feels
To feel the sky
Within my reach
And I always
Will remember all...
Entah  mengapa ia menyanyikanya sedih, seolah akan meninggalkankan sesuatu. semoga saja tak akan terjadi sesuatu yang akan menimpa dirinya.
Hari ini sangat melelahkan baginya, bukan lelah karna berkerja, tetapi Lestari lelah dengan kemacetan ibu kota yang makin menjadi.
Setibanya di rumah, sungguh Lestari teramat bahagia, bahagia karna kekasihnya kembali.tak bisa di lukiskan rasa bahagianya itu, dan Lestari pun tak sabar menantikan pertemuannya  dengan Ibam.
###
Sore ini di hari minggu yang cerah, Lestari telah bersiap menanti kedatangan sang arjuna. Ini adalah kali pertama  Lestari bertatap muka dengan Ibam. Setelah kepulangannya ketanah air, Ibam tak langsung menemui Lestari dikarenakan satu dan lain hal yang menyibukannya di bataliyon. Pagi tadi Ibam sudah memberitahukan  Lestari jika urusan di kantornya sudah selesai ,dan Ibam berjanji untuk berkunjung ke rumah Lestari sore nanti.
Tok.. Tok.. Tok...
Terdengar sura ketukan pintu, dan Lestari mulai nampak gugup untuk menyambut tamu istimewanya tersebut.
"Ya tuhan,dia uda dateng.gue kudu gimana nih?” Lestari  berbicara pada batinnya sendiri, seolah akan menemukan ketenangan pada batinnya tersebut.
Satu...
Dua...
Tiga...
Dengan tarikan nafas yang kuat, Lestari bergegas ke ruang tamu hendak melihat siapakah gerangan yang berkunjung kerumahnya yang nyaman dan tenang tersebut? 
"Iya waalaikumsalam tunggu sebentar.” Dengan cepat lestari membukakan pintu. Dan......
"Ya tuhan, bisa banget gitu ada orang item, tinggi dan semanis ini??  Ehh salah bukan manis tapi ganteng ini sih. Lebih ganteng  dari pada di foto malahan, ternyata dia nggak item  banget  seperti yang Divo bilang. Oh tuhan... Sekali lagi ku sebut  nama mu, sungguh aku jatuh cinta Pada pandangan pertama......”
"Halo..... Ih ko malah bengong gitu Dek? Kaget ya kamu liat Mas aslinya jelek bin dekil gini?”
"Pidato aja, ayo masuk Mas. Mama belum pulang, jadi aku sendirian deh.katanya sih si Divo mau kesini.”
"Ohh...” Abraham tampak tak semangat saat Lestari menyebut nama Divo.
###
"Mas, cerita dong di lebanon  itu gimana suasananya. Aku takut banget waktu baca berita tentang  penembakan itu Mas. Yang aku pikirin pasti suasana di sana uda kaya film Rambo bakal ada tembak tembakan..”
"Hahaha ya nggak gitu juga Dek. Selama disana itu senjata Mas boleh dibilang cuma jadi pajangan aja di badan. Adek tau nggak?, Mas itu bangga luar biasa saat penduduk disana berteriak ‘GARUDA... ‘ saat kami melintas berpatroli.” Abraham menceritakan pengalamannya selama ia bertugas di lebanon.
Lestari dengan tekun mendengarkan sebuah dongeng panjang dari Abraham, semakin panjang Abraham  berdongeng semakin dalam pula Lestari memandangi pria dengan rahang indah tersebut.
"Tak akan pernah  bosan aku untuk memandang ciptaan tuhan yang begitu indah, ketampanan mu sungguh nyata ku lihat kini. akan ku ingat selalu wajah mu sampai aku menutup rapat mata ku nanti.”

###
Lestari  tak bisa memejamkan matanya malam itu, wajah Ibam selalu menari-nari di benaknya. Begitulah sepertinya  orang yang sedang jatuh cintah sejatuh jatuhnya.
Kini hatinya begitu yakin dengan cintanya. Akan tetapi Lestari masih belum juga mendengar Ibam melamarnya menjadi kekasih.

###

Apa yang di rasakan lestari pun juga demikian yang Ibam rasakan. Lestari  ternyata lebih cantik nyata dari pada di fotonya. Ternyata pun Ibam juga jatuh cinta pada pertemuan pertamanya. Lestari indah tanpa make up sekali pun.
Yup.. Sesuai permintaan Ibam yang hanya ingin melihat wajah Lestari polos tanpa make up untuk pertemuan pertama mereka,ternyata di iya kan oleh Lestari. Setelah pertemuan  itu hubungan Lestari dan Ibam kian bertambah dekat dan semakin dekat. Keduanya pun sepakat untuk bertemu lagi di lain waktu.

###

Bip.. Bip...
Tanda pesan masuk. Dilihatnya siapa yang bbm sepagi ini.
"ahh gila divo, pagi-pagi gini ganggu orang  tidur aja.” Sambil membuka smartphone kesayangannya,Lestari mengintip jam yang tertera di sudut kanan layar ponselnya.di lihatnya jam menunjukan pukul 04.10 wib, artinya kumandang azan subuh pun belum  di pendengarkan, tapi Divo telah mengganggu  tidur indah Lestari.
"Sistaaa... Bangun uda pagi... Btw gimana pertemuan pertama  lo sama si jendral?”
"Otak lo nggak waras kali ya Vo?  Pagi buta begini  uda bbm gue. Semangat banget lo mau gosip pagi ginih.”
"Gue penasaran  aja tentang  kesan pertama lo sama bang jendral”
"Gue di ajak ke tempat orang tuanya minggu depan Vo.”
Dan selanjutnya lestari menceritakan tentang kegundahannya kepada Divo,kegundahannya terhadap Ibam yang tak kunjung menyatakan cinta padanya.Ibam tak kunjung menyatakan cintanya tetapi Ibam langsung mengajak Lestari untuk menghadap kepada orangtuanya di trenggalek. Lestari tak mengeri, “Apakah setatus ku sudah resmi sebagai pacar Ibam?  Jika bukan, kenapa Ibam bermaksud memperkenalkan ku kepada keluarga besarnya?.”
Ini kali pertama  Lestari  jatuh cinta sesungguhnya dengan pria berseragam.
"apakah seperti ini pria berseragam seprti dia menjalin cinta?”
Ribuan pertanyaan muncul di benak Lestari tentang Ibam dan tentang caranya yang tak kunjung menyatakan  cinta.
apakah aku wanita mu?
Duhai lelaki ciptaan tuhan yang sempurna...
Sesungguhnya aku telah benar-benar jatuh cinta kepada  mu sejak engkau datang kerumah ku hari itu...
Aku tak mengerti cara mu mencintai aku..
Tapi sungguh aku sangat menikmatinya..
Menikamati tatapan mu saat kau melihat ku
Menikmati gaya bicaramu
Menikmati gerak tubuhmu
Dan menikmati cara mu memperhatikan aku...
Sungguh tak ada yang tak ku nikmati dari diri mu, karna dirimu begitu indah untuk ku miliki.
Wahai engkau lelaki ciptaan tuhan yang terindah..
Ijinkan aku memiliki mu sampai nafas ku tak lagi berhembus, mata ku tak lagi terbuka, dan bibir ku tak lagi mampu menyebut namamu...

###

Hari ini, hari dimana hari yang sangat menegangkan  bagi Lestari, mengapa tidak? Karna hari ini adalah hari keberangkatannya menuju trenggalek jawa timur bersama sang pujaan hati.
Hatinya kian cepat berdetak, lebih cepat dari saat Lestari menghadapi ujian sidangnya dulu.
Lestari takut. Takut jika keluarga Ibam tak menyukainya, takut jika orang tua Ibam tidak seperti mamanya yang selalu baik dan selalu ada untuknya, takut kalau Ibam ternyata malah berniat untuk menculiknya.
pikirannya menjadi kacau, nervous akut yang kini ia rasakan.

###
Di perjalanannya dengan Ibam, Lestari terus saja bertanya seperti apa sosok keluarga  Ibam terutama ayah dan bundanya? Entah sudah berapa ratus kali Lestari menanyakan hal yang sama pada Ibam, tetapi jawban Ibam tetap sama. Ia mengatakan jika Ayahnya adalah lelaki tegas yang berkumis. Sedangkan Ibunya adalah seorang Ibu yang sangat hati-hati terhadap permpuan yang akan menjadi menantunya. Ibam menakuti Lestari dengan jawaban-jawabannya. Sesungguhnya Ayahnya tidaklah berkumis, dan Ibunya tidaklah seperti yang Ibam ceritakan kepada Lestari.
Jarak dari surabaya ke trenggalek kurang lebih empat jam dan kian lama perjalanan Lestari dari bandara juanda kian dekat dengan trenggalek, hatinya berdegup kian kencang. saking kencangnya,Ibam dapat merasakan degupan hebat tersebut.
Namun bukannya menenangkan, Ibam justru menjahili Lestari.
"Dek, nanti kalau Ibu nggak suka sama adek, Mas bakal langsung ngantar Adek pulang ke jakarta. Masalahnya Ibu itu susah untuk di deketin Dek. Maka dari itu umur uda tiga puluh  tahun begini Mas belum menemukan jodoh. Karna rata-rata prempuan yang Mas bawa ke Ibu pada nggak tahan semua.”
Lestari menelan ludah nya seketika setelah  mendengar Ibam bicara. Air muka Lestari terlihat kecut, dan Ibam semakin puas mengerjainya.
“Benarkah kedua orangtua  Ibam sehoror itu?”

###

Pukul 16.45 Lestari dan Ibam tiba di kediaman orang tua Ibam.
Ayah dan Ibunda Ibam menyambut Lestari dengan  ramah. Apa yang di katakan Ibam selama di perjalanan sangat bertolak belakang dengan apa yang di rasakan sendiri oleh Lestari.kedua orang tua Ibam sangatlah ramah,terlebih Ibunda Ibam.
Menurut Lestari,Ibu trenggalek tak jauh berbeda dengan Mama jakarta. Begitulah Lestari menamai Ibu dan Mamanya kini.
"Mas,tuh ihh ngebohongin aku terus.. “
Gerutu Lestari yang merasa di permainkan oleh Ibam tentang kedua orangtua nya.
"Hehe habisnya kamu Dek tegang banget sih. Asal Adek tau ya, Ayah dan Ibu itu baik banget dan sangat terbuka.”
"Tahu gini sih aku mau deh dateng kesini sesering mungkin.”
"Serius kamu? “
"iIya lah Mas, aku suka disini rame, Ada orangtua  yang lengkap dan ada adik yang bisa aku ajakin main. Kalau di jakarta kan sepi Mas. “
Ibam mendengarkan kalimat terakhir Lestari dengan iba. Ia tau pasti Lestari merindukan almarhum sang Papa yang telah lama meninggalkanya.dan Lestari pasti sangat kesepian karna tak ada Adik ataupun Kakak.di belainya Lestari dengan sayang, jauh di dasar lubuk hati terdalamnya Ibam sangat merasakan kesepian yang di rasakan Lestari.

###

"Tari, bantu Ibu yuk di dapur, Kita masak memasak, Tari suka kan masak?” Tanya ibunda Ibam yang mengajak calon menantunya itu terjun langsung ke dapur.
"Suka ko Tan.. Tante kapan ke pasarnya? Ko nggak ngajakin Tari sih Tan?.”
"Calon mantu ko masih panggil Tante toh yo?  Mbok yo panggil Ibu gitu loh biar terbiasa.”
"Ehh iya, Lestari masih kaku ya Bu..”
"Ndak masalah, Ibu maklum kamu masih gugup cah ayu.. Nah ini Tari kupas udang ya, bisa toh?”
"Wah ya bisa dong Ndamer... Di rumah jakarta,mama kan kerja,jadi tari yang masak.”
"Ya bagus itu, Ibam nggak suka kalau makan masakan dari luar, boros katanya. Anak itu.... “
"Kita mau masak capcai ya Bu?”
"Iya, Ibam tuh paling suka sama capcay seafood dan ayam balado loh.”
Dan kemudian Begitulah acara masak memasak calon mertua dan menantu.
Dari ruang keluarga Ibam hanya mendengarkan saja obrolan dua orang wanita yang sangat di kasihinya itu.di luar dugaannya, ternyata Lestari sangat mudah membaur dengan keluarganya. Baru sehari yang lalu Lestari  datang ke rumahnya, tapi seolah sudah lama Lestari tinggal di rumah itu.
"Bu, masak apa sih?  Ko baunya itu loh sedap sekali, ayah lagi ngurusi ikan di kolam belakang jadi lapar ini.”
"Itu loh, Lestari lagi masak Yah, Ibu ya cuma nemenin ngerumpi aja biar ndak kering itu capcay.”
jawab Ibu Ibam yang selalu di akhiri tawa di setiap akhir kalimatnya.
"Oalah Nduk, lulus berarti kamu ini jadi menantunya Ayah.Ayah paling suka kalau punya menantu yang jago masak kaya kamu ini.”
"Menantunya Ibu juga dong Yah.” Tiba-tiba suara Ibam muncul dari arah ruang keluarga. Dan mereka pun tertawa bersama. Sungguh keluarga impian.
“Tuhan terimakasih  telah membawa aku ketengah keluarga ini. Ini lah hidup ku yang paling bahagia. Merasakan kasih sayang seorang Mama yang melahirkan  dan membesarkan aku seperti sekarang ini, terimakasih  telah memberikan pria bernama Abraham,dan terimakasih memberikan aku orang tua kedua sebaik ini, dan terimakasih memberikan tiga adik yang sangat baik dan sangat manis kepada ku. Aku tak akan meminta apa-apa kembali kepada mu tuhan. Karna ini sudah cukup bagi ku.”

###

"Dek, gimana, kamu kerasan nggak di rumah ku?”
"Iya Mas, malah aku ngerasa ini keluarga ku juga Mas.”
"kamu suka Dek?”
Lestari menganggukan kepalanya dengan senyum manisnya.
"Dek, kamu cantik.”
"Ya kalau aku ganteng  nggak mungkin juga kalee Mas mau sama aku hahahaha.”
"Kamu itu ya,selalu aja bikin aku gregetan, tak gigit juga nanti.”
"Nih gigit ini aja dulu.”Lestari sambil menyuapi Ibam dengan brownis kukus yang tadi di buatnya dengan sang adik bungsu Ibam yang duduk di kelas 1 SMA.
"Awas ya kamu Dek. nggak ku kasih  ampun nanti.”
"Oh awas ya Mas, malam pertama siap-siap tidur di tenda nanti.” Balas Lestari sambil ia pun berlalu pergi,menghindar dari serangan Ibam yang segera meluncur jika Lestari bertahan duduk di samping pria hitam manis tersebut.

###

Tak terasa sudah empat hari Ibam dan Lestari ada di terenggalek,di rumah keluarga Ibam. Itu artinya masih ada sisa waktu sehari lagi untuk Ibam melepas rindu bersama keluarga  terkasihnya. Dan masih ada waktu sehari juga untuk Lestari mendekatkan diri kepada kedua orangtua Ibam dan adik-adik Ibam.
"Mbak Tari, nanti kalau sudah mantenan dengan Mas Ibam, tinggal di sini saja ya mbak, dengan Laras.”
"Lah kan Mas Ibamnya di jakarta, masa Mbak di sini si Ras?”
"Biar Mbak Tari ngajarin aku matematika loh Mbak. Habis aku pusing lihat angka-angka Mbak.”
" Haha kamu ini Ras,kenapa Raras nggak ikut Mbak aja ke jakarta? Pindah skolah di jakarta.ikut Mas dan Mbak nantinya.”
"Boleh toh Mbak?”
"Ya bolehlah, Mbak malah seneng pake banget kalo Dek Raras ikut Mas Ibam ke jakarta. Mbak biar punya adik beneran.”
Lestari sangat dekat dengan Laras yang biasa di sapa Raras itu. Dan semenjak ada Lestari di rumah Ibam, Raras seperti mempunyai teman baru. Maklum saja, adik ke dua Ibam yang seorang bidan telah menikah dengan seorang bintara dari kesatuan yonif 500 riders surabaya dan menetap di surabaya.

###
"Mas, aku boleh tanya nggak? “ Tanya Lestari kepada Ibam di kala mereka tengah duduk berdua.
"Tanya apa Dek? Kan kamu uda tau semua tentang  aku.”
"Aku mau tanya, kenapa balok di pundak mu sudah tiga, dan umur mas sudah 30 tahun, tapi kenapa belum menikah?”
"Balok?  Emangnya aku ini palangan pintu apa Dek?”
"Yaelah,bukan gitu juga maksudnya. Tapi kan beneran balok. Bukan melati ataupun bintang-bintang.” Jawab lestari yang tak mau kalah.
"Sini Mas jawab, tapi Mas bisikin di telinganya Adek, karna ini jawaban yang sangat rahasia, mas takut di dengar Ibu dan Ayah dari dalam. Sini dekat-dekat telinganya.”
Lestari  pun mendekatkan pendengarannya ke arah Ibam.
Dan cup... Ibam menyentuh pipi Lestari dengan bibirnya.
"Mas.....  Kamu tuh ya nggak bilang - bilang mau cium, main nyosor aja kaya bebek. Tau mau di cium kan aku pasang Kuda-kuda biar romantisan dikit.”
"Wah ya uda sini cium lagi kalau gitu. “ Goda Ibam seketika.
"Uda deh jangan bercanda. Nanti kita di grebek Ayah.”
"Oke Mas jawab. Mas belum menikah sampai sekarang,karna Mas masih membantu ayah untuk perekonomian keluarga. Kalau Adek mau tau, Raras itu dari semenjak masuk SMP sampe sekarang,dia itu tanggung jawabnya Mas. Semua kebutuhannya Mas yang penuhi. Itu keinginan Mas Dek. Mas yang larang Ayah dan Ibu untuk turut serta membiayai kebutuhan dan sekolah Raras. Mas cuma ingin mengurangi beban Ayah yang dua tahun lagi memasuki masa purna bakti alias pensiun. Dan gajinya Ayah dan Ibu sebagian di investasikan dan sebagian lagi untuk menunaikan ibadah haji,saat ini masih dalam tahap menabung dulu.”
“Subhanallah ya allah...
Sungguh aku tak sanggup lagi berkata. Sungguh mulia hati pria yang engkau berikan ini untukku...
Terimakasih  sekali lagi ku ucapkan kepada mu ya allah, karna engkau menghadirkan dia yang sangat mencintai Keluarganya.
Sungguh aku mengaguminya..
Aku meresapi setiap yang di milikinya atas ijin mu wahai tuhan ku....”

###

Hari ini tepat sudah lima hari Ibam dan Lestari  berada di trenggalek. Dan artinya sudah tiba saatnya untuk kembali pulang ke jakarta.
Ibam harus kembali aktif dan siap menghadapi tugas selanjutnya yang menanti. Dan begitupun Lestari yang harus berhadapan kembali dengan aktivitas nya sebagai psikolog kejiwaan di rumah sakit swasta di daerah jakarta timur.dengan berat hati keduanya berpamitan kepada kedua orang tua Ibam dan juga wlaras yang begitu berat untuk melepaskan Lestari pergi.

"ibu dan ayah...
Akan ku jaga anak mu dengan kesungguhan ku...
Akan ku korbankan segalanya untuk membuatnya terus tersenyum.
Ijinkan aku menjaganya hinga akhir usia ku...“
Setelah Kepulangannya dari trenggalek, hubungan Ibam dan Lestari kian dekat. Dan seperti hari ini mereka sepakat bertemu untuk sekedar makan siang di kawasan mall tamini squar. Dan tiba-tiba smartphone android lestari bernyanyi merdu..
Ku ingin menikah seperti  yang lain
Bukankah cinta itu hak semua insan
Kapankah cinta datang
Menyunting hati ku
Datanglah oh cinta
Aku ingin menikah...
Semenjak di trenggalek sampai saat ini,Lestari merubah nada deringnya tak lagi Diana Rose. tetapi ia merubahnya dengan lagu BBB yang kepanjangan dari bukan bintang biasa.
Di lihatnya sebuah nama pemanggil yang tertera di layar ponselnya.
Divo calling....
"hallo Vo...”
"Sista...... Ahh lama lo  nggak berkabar. Btw gimana kabar lo sama Bang Jendral?”
"Alhamdulillah  baek, lo ndiri gimana kabanya Vo? Pasti lo mau wawancara ria ama gue kan? “
"Haha sompret, apal beud lo Sist..”
Ibam, memperhatikan Lestari yang sedang berbicara dengan Divo.tatapan Ibam berubah tak sehangat tadi, Lestari menangkap gelagat aneh Ibam. Lestari meraih tangan Ibam sambil terus melanjutkan obrolannya dengan Divo, Ibam menepisnya sedikit kasar. Lestari sontak kaget.
"Vo telponnya udahannya, gue lagi makan sama Mas Ibam.”
klik... Telpon di putuskan sepihak tanpa jawaban dari Divo.
Lestari diam sejenak, sambil mengingat kesalahan apa yang sudah di buatnya? Sementara Ibam,dia masih saja diam seribu bahasa tanpa mempedulikan Lestari yang sudah mendung menahan tangis.
"Uda telponannya? “ Ibam membuka suaranya ketus.
"Itu tadi Divo, bukan siapa-siapa Mas. Ko sewot gitu sih, sampe kasar sama aku?”
"Mungkin kamu anggap saya ini hanya sebagai tembok pemisah antara kamu dan Divo. Kamu telponan dengan Divo tanpa kamu perduli dengan saya.”
Lestari terkejut mendengar ucapan Ibam yang seolah-olah telah diselingkuhi olehnya. Ternyata seorang Ibam cemburu kepada Divo. Padahal selama ini yang mengenalkan Lestari dengan Ibam adalah Divo.apa yang membuat Ibam cemburu buta seperti ini?bukankah dirinya dan Divo sudah lebih dulu bersahabat?
"mulai hari ini, kamu renungkan apa kesalahan kamu. Kamu sudah besar,dan seorang psikolog. Nggak perlu saya yang turun tangan untuk mengajari kamu bagaimana caranya bersikap.”
"Maksud Mas apa sih?” Lestari  mulai menangis pilu.
"kamu pikir saja sendiri. Jangan hubungi saya karna saya sibuk.lebih sibuk daripada harus mengetahui hubungan romantismu dengan Divo.”
Ibam beranjak pergi meninggalkan Lestari seorang diri.
Sementara Lestari hanya duduk terdiam sambil memandang kepergian Ibam. Lestari menangis pilu.tak di hiraukan orang yang memandangnya aneh.saat ini ia hanya peduli dengan hatinya, dengan pikiran bingung dan rasa ah.. Entahlah. Semua begitu sulit di lukiskan dengan kata-kata,hanya rasa sakit yang ia rasakan saat ini.
Hatinya sakit dengan ucapan Ibam yang memvonisnya seolah Lestari dalah penjahat besar. Padahal toh ia hanya menggobrol biasa saja dengan Divo.

###

Lestari melajukan mobil freed putih kesayangan nya membelah jalan ibu kota. Air matanya masih saja terus mengalir tak terhentikan. Jam prakteknya tlah usai, saatnya ia kembali kerumah.
Berkali-kali Lestari menghubungi Ibam, baik telpon, bbm, wa, line, sms.tapi tak satupun yang di tanggapi oleh Ibam. Ibam hanya membaca tanpa membalas semua pesan singkat Lestari. Entah sudah berapa ratus pesan yang ia kirimkan untuk Ibam.
Semarah itukah engkau pada ku?
Andaikan engakau tau...
Engakau adalah pria ku,
Pria pertama yang membuat aku tergila seperti ini.
Rasa cinta ku pada mu tak terhingga, sehingga aku takut untuk kehilangan mu.

###
Ibam masih saja membisu dan tetap tak menghiraukan Lestari. sementara Lestari,terus saja menunggu kabar dari sang pujaan hati. Lestari terus dan terus berharap jika Ibam akan membalas pesan-pesannya tersebut.
Sehari,dua hari,seminggu,sebulan dan enam bulan.tak terasa sudah selama itu Ibam mendiamkan Lestari. Enam bulan waktu yang lama bagi Lestari.sulit baginya untuk mengubur semua kenangannya bersama Ibam. Saat Lestari berada di ujung frustasi atas cintanya yang "kandas" bersama Ibam. Ibam bukan lah cinta pertama  untuknya, tapi Ibam adalah lelaki pertama yang memberikan rasa nyaman. Lestari berusaha bangkit atas keterpurukannya. Mencoba fokus dan lebih fokus lagi terhadap karirnya. Minggu depan Lestari akan berangkat ke sulawesi selatan, Tepatnya jeneponto.kampung halaman sang Mama tercinta. Lestari pergi untuk menenangkan pikirannya. Berharap menemukan suasana baru di kampung halamannya.
“Mas ibam...
Enam bulan tanpa mu sudah..
Jujur saja aku sangat merindukan  mu. Aku rindu kedewasaanmu, aku rindu keromantisanmu, meskipun itu tidaklah romantis menurut ku.
Mas Ibam yang kaku kaya kanebo...
Aku pergi sebentar. Mencari ketenangan jiwa ku disana.
Semoga suat  saat kita bisa kembali seperti dulu...”
"Ma, Kakak pergi ya.. Padahalkan Kakak pinginnya pergi sama Mama.”
"tapi Mama kerja, sayang. Selama Kakak di jeneponto, Kakak harus pulang dengan penuh semangat seprti dulu ya sayang. Bawa kemabali semangat mu. Jangan terus bersedih karna cinta. Cinta itu akan datang dengan sendirinya nanti. Kakak harus menjadi pribadi yang lebih dewasa dari sekarang.”
"Tapi kakak cintanya sama Ibam,Ma. Kakak cuma mau Ibam, nggak mau yang lain Ma.”
Lestari kembali meratapi Ibam, air matanya kembali menetes jika teringat Ibam.
"Anak Mama ko jadi cengeng gini sih?”
Mama memeluk Lestari dengan kasih sayangnya yang luar biasa.
Dengan di antar Mama dan juga Divo, Lestari melangkahkan kakinya menuju bandara.hari ini ia akan bertolak menuju jeneponto.
"Sista...  Maafin gue ya. Gara-gara gue lo menderita kaya gini.”
"Nggak ada yang salah Vo.dan nggak ada juga yang harus di maafin. Ini uda kehendak tuhan Vo. Gue cuma menerima sekenario yang uda tuhan gariskan buat gue.”
"Nanti gue sampein surat lo buat Ibam, Sist. Btw lo hati-hati ya. Have fun jangan mendung aja lo. Gue nggak mau ngeliat lo masih mendung saat lo pulang nanti.”
"Gue pergi mau ngubur semua kenangan gue sama Ibam  Vo.”
Lestari melangkahkan kakinya ke ruang tunggu terminal A bandara soekarno hatta. Di liriknya smartphonnya, berharap Ibam sekali saja menghubunginya. Tidak adakah kesempatan kita untuk bisa seperti  dulu? 
“Aku pergi mencari ketenangan.
doakan aku agar bisa melupakanmu,
Walaupun sesungguhnya aku tak pernah  mampu untuk melupakanmu.
Karna janji ku...
Akan ku jaga cinta ku sampai  akhir hanya untukmu.
Sampai aku tak mampu lagi untuk bernafas.
Meski tubuhku hancur tak berbentuk
Aku akan selalu mencintai mu dengan segenap hati ku.
Nama mu telah terpatri abadi di hati ku yang terdalam. “
###
Catatan hati Lestari
Kekasih ku,Duhai pujaan hatiku.Tubuhku lemah menahan rindu padamu. Adakah kau rasa? Aku menjerit memanggil nama mu pilu.
Sejauh aku meninggalkah mu, Semakin sakit hati ini. Sejauh aku melanggkah Mencoba Melupakan mu,Bayang mu semakin jelas di benakku. Sungguh aku tersiksa.
Kekasih ku yang sangat ku rindukan...
Entah sampai kapan aku menahan jutaan rindu pada mu..
Tak adakah sedikit saja rasa rindu mu pada ku?
Tak bisakah kita mengembalikan semuanya seperti dulu?
Kekasih ku pujaan hati ku....
Sungguh aku bahagia tak terhingga saat engkau menyatakan bahwa aku calon istri mu, aku jalasenastrimu kelak. Meskipun aku tak mengerti apa itu jalasenastri? 
Aku juga tak mengrti apa itu tentara, apa itu kapten, apa itu marinir dan apa itu jaga satri dan lain lainya yang sering kau ucapkan dulu.
Aku berusaha semampuku untuk mengerti dan memahami itu semua. Demi siapa? Demi dirimu.
Tapi seolah kau tak pernah  perduli dengan semuanya.
Dengan cinta ku..
Usaha ku...
Kesungguhan ku...
Dan juga airmata ku...
Dengarkan aku yang lara karena mu duhai Ibam ku...

###

Lestari menikmati senja di kota jeneponto. Hari pertamanya di habiskan begitu saja di rumah sang nenek. Sang nenek sudah lama wafat, dan rumah itu kini di rawat oleh sang bibi. Adik dari mama lestari. Entah sejak kapan, lestari lebih suka menulis pada sebuah buku yang di bawanya selalu, semacam buku agenda.lestari butuh tempat untuk mencurahkan perasaannya saat jauh dari sang mama. Dan kepada buku itulah iya bercerita.
"Ka Tari.. Besok ikut Dessi mau tidak?” 
"Kemana Des? “
"Bertemu dengan Kakak Fajar, Kak.”
Desi adalah adik sepupu Lestari yang usianya empat tahun lebih muda dari Lestari.
"Boleh lah, sekalian Kakak mau jalan-jalan Des. Bosen juga di rumah  terus.”
"iya ka tari, besok Dessi suruh Kak Fajar ajak juga temannya biar Kakak tidak rasa seperti obat nyamuk begitu hahaha.”
Lestari menyetujui ajakan Dessi untuk ikut serta bersamanya.
"Seberapa kerasnya aku melupakanmu. engkau tau aku tak kan mampu menggantikan posisi mu di hati ku, semudah engkau melupakan ku"
Sebenarnya  Lestari enggan untuk ikut serta,setelah Ia tahu bahwa kekasih Dessi juga berprofesi sama dengan Ibam.karna ia tahu betul hatinya kini. Tapi jika di tolak pun tak enak dengan Dessi yang berusaha keras untuk menghibur Lestari.
Dessi tau, Lestari datang dari jakarta jauh-jauh ke jeneponto hanya untuk melupakan kekecewaannya, melupakan cintanya pada Ibam.
Oleh karna itu Dessi mencoba menghibur Lestari,dan meminta bantuan pada kekasihnya Fajar yang tak lain adalah seorang TNI AD berpangkat sersan satu. Fajar berdinas di batalyon 721/mks yang terletak di kabupaten  pinrang. Jarak dari pinrang ke jeneponto kurang lebih memakan waktu sekitar tujuh jam.
Berhubung ini adalah hari sabtu,Fajar pulang ke kampung halamannya  di jeneponto membawa serta kawan satu letingnya yang berasal dari gorontalo, dialah sertu Imran yang nantinya akan di kenalkan oleh Lestari.
"Ayo cepat Ka, mereka sudah sampai ji..”
"Iya sebentar.”
Sabtu sore yang cerah Dessi dan Fajar berinisiatif untuk mengajak Lestari ke pantai Lossari, disana sudah menunggu Imran. Imran sengaja menunggu di lossari karna ia ada keperluan dan tak bisa serta menjemput Lestari dan Dessi ke jeneponto. Dari jeneponto ke lossari tidaklah jauh, melawati maros-takalar yang jarak tempuh dua jam perjalanan.
Lestari sudah siap dengan penampilannya, dengan dandan seadanya, tanpa semangat. Dia memasakan diri untuk memenuhi ajakan Adik sepupunha tersebut.
"Ayo kita berangkat..”
"Tunggu Dess,ada yang tertinggal di kamar. Aku ambil dulu sebentar ya.”
Tak lama Lestari mengambil bungkusan hitam.entah apa isinya.
"Sudah siap kah Ka Tari? “
"Iya sudah Des, ayo kita berangkat.”
Mereka bertiga pun bergegas  menuju pantai lossari ikon kota Makassar.
Di dalam mobil, lestari  hanya diam seorang diri, ia memejamkan matanya pura-pura tertidur, padahal sesungguhnya isi kepalanya entah menerawang kemana.
Tatkala rindu dingin mendekap tubuh ini dengan erat,maka terciptalah satu kejadian antara dua jiwa.
Tat kala bilangan tasbih rindu semakin mengejar dengan pantas angka rindu di hadapan, maka wujudlah satu perasaan sayang yang semakin menebal dalam jiwa. Yang semakin layu dikala kehilangan  air siraman kasih...
Tatkala bilangan tasbih  rindu semakin memanjang dan terwujud satu desintasi mentari impian dan keinginan, maka perasaan dua jiwa satu hati semakin jauh menyahutkan cinta ke dalam perbedaan.
Tatkala tasbih rindu semakin hampir dengan ke ujung ke tamatan, maka disitulah cinta terukir di barat tanpa sempat merasa gelap.
Ribuan kata merangkai menjadi satu, melukiskan  perasaan Lestari saat ini.  Dan seperti ini pula lah ungkapan hatinya.
Badai di hatiku hempaskan aku, Menghantam sudutnya hingga porak poranda
Meluluhlantakan rindu hingga tak sempat berbuah cinta
Meretakkan dindung dinding hati. Dimana disana ku ukuir indah wajah mu.
Ketika badai di hatiku kian menggelora,Ketika coretan tinta ku tak mampu petikan gemulai gitarmu
Ketika detik yang terukir syairku terdengar picisan rinduku menggema
Aku melupakan diri.Terdengar  desah angin lembah,Ambisikan getar getar gairah
Api kecintaan untuk dirimu terkasih,Tergeletak dalam layu dan sosok gersang.Terkulai dalam lagu dan kata usang,Badai di jiwa ku menghancurkan seluruh jiwaku. Luruhkan teguhnya hingga erosi, Mengikis yakinya hingga abrasi.
Aku bersenandung dalam rinduku yang kian menggelora.Dengan tembang liriknya pilu. Aku merintih sedih,Aku menjerit sakit,Aku khilaf lalu kalap.Aku ingin merah tapi tak ingin kalah Lepaskanlah hati ku. Dari cinta yang mendung dan berkabut.
(*gubahan)
Hatinya makin menjerit setelah ia merangkai kata dalam temaram. Batinya menangis menahan rindunya yang kian menggebu kepada Ibam. Lestari  membuka matanya stelah mengdengar suara memanggil namanya.
"Ka Tari, aduh bagaimana ini cara ngomongnya ya? Dessi jadi tak enak dengan Kakak.”
"Ada apa Des?  Sampaikan  aja, aku tidak apa-apa kok.”
"Begini Kak, kawan Kak fajar tidak jadi nunggu kita di lossari Kak, karna dia ada keperluan  mendadak lagi rupanya.” 
Lestari  menghebuskan nafasnya panjangnya.
Dalam hatinya ia bersukur bahwa kawan Fajar yang di maksud tidak bisa ikut hadir di tengah ke galauanya.
Tiba di pantai lossari. Lestari memisahkan diri dengan dengan Dessy dan Fajar, batinya menangis dari saat mereka berangkat dari jeneponto menuju lossari.mengapa harus tentara lagi yang di lihatnya?
Maksud hatinya datang jauh dari ibu kota untuk melupakan sosok tentara yang di cintainya. tetapi sial menimpa Lestari  bahwa harus tentara lagi yang di lihatnya. Dan itu sama artinya membuka kembali luka yang ingin ia lupakan.
Kakinya menelusuri pantai lossari. Di keluarkannya bungkusan hitam yang ia bawa dari rumah tadi. Di ambilnya isi dari bungkusan itu.
Sobekan demi sobekan kertas kini tergenggam di tangannya. Di lepaskannya potongan demi potongan kertas itu menjorok ke laut kertas kertas itu talah menyatu dengan air laut pantai losari. Lestari telah merobek robek foto Ibam,bunga mawar yang telah usang pemberian Ibam, kartu ucapan juga dari Ibam, semua yang berhubungan dengan Ibam telah Lestari tumpahkan ke laut pantai lossari. Hatinya menangis pilu.dengan cara ini ia melupakan Ibam.menghapus semua memori tetang Ibam.meskipun dia tak akan pernah mampu untuk bebar-benar melupakan  Ibam,tapi setidaknya Lestari mencoba move on.
Wajahmu adalah kerinduan
Yang terlukis dari kasih tuhan
Berhiaskan segala keindahan
Yang karenanya, nampak segala ksindahan dan kesempurnaan.
Memang tak ada yang kekal dan maupun abadi di dunia ini..
Seprti itulah cinta
Datang dan berlalu bagai mimpi
Menebar kebahagiaan
Dan juga menggoreskan luka...
Aku ingin memahkotai  cinta
Dengan kesetiaan dan pengorbanan
Agar ketika kita berpisah
Maka kau akan tahu
Cinta ku hanya untuk mu...
Abraham ku......
Sudah tiga minggu Lestari di jeneponto, harinya sudah sedikit berwarna,namun hatinya masih saja mendung jika teringat Ibam. Dan dengan halus dia menolak saran Dessi untuk mau berkenalan dengan salah satu sahabat Fajar. Lestari  masih belum yakin untuk membuka hatinya secepat itu untuk pria lain.
Kring.... Kring....
Smartphone Lestari  berdering.sejak ia dan Ibam tak lagi saling komunikasi, lestari mengganti nada dering telponnya menjadi nada dering standar. Tak ada lagi lagu yang menjadi nada deringnya, karna tak ada lagu yang mewakilkan perasaannya dari kejadian itu.
*0852190**** calling....
"seperti ku kenal nomor  ini, siapa ya? Ahh...  Angkat aja lah, mungkin penting.” Lestari berbicara pada batinnya.
"Assalamualaikum..” Sapa salam seseorang  dari seberang telpon.
"Astaga... Tuhan ku.... Kamu...” Lestari tak percaya dengan suara di sebrang sana.
Dulu kau pergi  di kala aku tengah  mabuk dalam cintamu..
Kini kau datang di saat aku berjuang untuk melupakanmu...
Aku tak ingin bermimpi konyol seperti ini..
Dan jika ini memang mimpi,tolong jangan pergi dan jangan pernah  untuk bangunkan aku lagi.
Biarlah aku hidup dengan terus memimpikan mu.. Mimpi indah tetang mu dan selalu tentang mu...
"Adek apa kabar? “
"Mas Ibam.....”
Antara haru dan bahagia lebur menjadi satu yang tergabung dalam airmata. Lestari  menangis.
"Kok adek nangis?”
*hening tanpa jawaban dan suara*
Keduanya hanya terdiam, hanya terdengar hembusan nafas Ibam yang berat. Sedangkan Lestari masih sibuk dengan tangisnya dan sebuah suara kembali menecah keheningan, salah satu dari mereka berbicara.
"Dek Tari,sayangnya Mas..”
Tangis Lestari makin keras dan menjadi ketika mendengar lagi kata-kata maut Ibam untuk merayunya dulu, sungguh kata-kata  yang membuatnya rindu untuk terus dan terus mendengar nya. Hening kembali beberapa saat..
Di sebrang telpon,Ibam menatikan Lestari untuk bicara, di biarkannya Lestari menangis.
"Menangislah sesuka mu sayang ku, aku yang salah. Aku mengabaikanmu terlalu lama, maafkan aku untuk semuanya.”
"Ini Mas Ibam beneran kan? “
"Iya Dek apa nomer ku juga sudah di hapus?”
“Semua sudah ku hapus Mas, nomer telpon, bunga dari mu, foto mu, topi mu, semua tentang  mu sudah ku buang di pantai lossari. Aku pikir hubungan kita sudah "kandas" karna tak ada satupun pesan ku yang Mas balas. Aku nggak bisa begini terus dan sejujurnya aku juga nggak bisa kalau nggak ada Mas, tapi Mas nggak pernah mengerti itu.”
Lestari mengungkapkan isi hatinya dengan penuh marah dan kecewanya.
"Maafkan  Mas, Dek, Mas yang salah. Mas suda keterlaluan cemburunya.”
"Terus sekarang  ngapain telpon aku? Dulu waktu aku nangis,Mas ninggalin aku gitu aja. Sekarang ngapain balik lagi? Aku sayang kamu Mas, tapi kamu terlalu egois.”
"Pulang lah Dek...”
"Buat apa aku pulang Mas?  Kalau hanya untuk mengenang mu.”
"Kita pengajuan nikah.”
Kata kata terakhir Ibam mengunci rapat bibir Lestari.tak ada sepatah kata pun yang mampu di ucapkan Lestari.
"Lusa aku pulang.”
"besok! “
"Lusa Mas, aku belum siap-siap. “
"Ini perintah komandan!”
"Aku istri mu, bukan anggota mu Mas.Aduh tuh kan salah ngomong lagi deh.”
Lestari  merutuki dirinya yang sangat cepat berubah karna rindunya terobati sudah.
"Ini yang aku rindu dari mu Dek. Selama berbulan-bulan aku menahan rindu ku, aku menahan untuk tidak menghubungi mu, aku menghukum mu tapi ternyata  justru aku menghukum diri ku sendiri dengan kebodohanku.”
"Apa Mas baca surat ku? “
"Iya, Divo menjelaskan semuanya, dan surat mu masih Mas simpan sampai sekarang. Foto mu masih tetap ada di tempatnya. Oh ya Dek, Mas sekarang pindah ke surabaya. Sebelum kita melangkah ke pengajuan, Adek mau kan main ke Surabaya ?”
"Mau Mas, aku mau. Kemanapun Mas pergi, aku pasti ikut.andaikan besok ini Mas nyuruh aku langsung ke surabaya,aku juga mau Mas.”
Begitu panjang obrolan Lestari dengan Ibam malam itu, sehiga Lestari tak sabar untuk segera datangnya hari,dimana dia akan bertemu kembali  dengan cintanya, cintanya yang sempat hilang kini kembali.

Cinta ku...
Ketika awal aku melihat mu
Itu adalah pertama kalinya aku tahu
Aku akan mencintaimu....

Ketika kau genggam tangan ku
Itulah saat pertama kali aku mengerti
Kau akan menjadi milik ku..

Ketika kau mengatakan  cinta,
itu adalah saat dimana aku akan menjadi
kekasih mu dan kau akan menjadi cinta ku
selamanya saat ini, disini.

Hanya diri mu seorang yang aku
inginkan  dan tiada lagi yang lain..
Kau adalah malaikat yang di kirimkan
tuhan untuk ku. Untuk membuat
kebahagiaan di dalam hidupku yang singkat.
Kini tibalah Lestari  meninggalkan jeneponto, hatinya sudah bulat untuk menemui Ibam di Surabaya.rasa rindu yang tertahan selama ini serasa tak dapat lagi di bendung. Lestari melakukan salam perpisahan kepada sanak saudaranya, mungkin inilah terakhir kali Lestari menginjakkan  kakinya di jeneponto.

###
Waktu menunjukan pukul 10.00waktu Indonesia  bagian tengah. Lestari telah berada di atas pesawat  untuk melakukan perjalanan menuju surabaya. Tujuh bulan lebih, Lestari memendam rindunya yang mendalam. Dan kini, hari ini, akan ia tuntaskan semua rindunya, akan ia ceritakan apa yang selama ini di pendamnya. Entah mengapa hari ini waktu seolah lambat berputar.
Ini aku datang untuk mu..
Ku bawakan seluruh rindu ku yang kian menggebu.
Ini aku datang untuk yang terakhirkalinya.
Setelah ini takan pergi dan juga takan kembali...
Ini aku datang kepadamu menjemput mimpi yang mungkin tak akan terwujud meski aku meraihnya.
Ini aku datang padamu
Menyerahkan segala yang ku punya.
Ini aku datang...
Untuk tinggal dengamu dan menutup mata ku di hadapanmu.
Ini aku datang...

###

Setelah melakukan penerbangan selama dua jam lestari tiba di Surabaya.
Ada sedikit ketegangan di hatinya,Lestari takut jika Ibam akan membuat Lestari  lama menunggu,seperti yang sudah-sudah lalu. Maklum saja selama Lestari mengenal Ibam, tak jarang Ibam datang terlambat untuk memenuhi janjinya. Lestari teringat kejadian dulu sebelum Ibam dan dirinya berencana untuk nononton di sebuah bioskop di salahsatu pusat perbelanjaan di jakarta. Waktu itu Ibam berjanji untuk menjemput Lestari pukul satu siang. Tetapi saat itu,Ibam datang pukul lima sore. begitulah Ibam, dirinya sering kali membuat Lestari menunggu. Dan semoga saja tidak dengan hari ini. Dan semoga saja hari ini Ibam bisa tepat waktu untuk menjemput Lestari.

###

Seorang pria berdiri  dengan gagah di area kedatangan bandara Juanda.dengan berbalut seragam kebesaran berwarna biru laut ia menunggu seseorang yang sangat di rindukannya. Ibam datang tepat waktu untuk menjemput lestari.dengan seragam PDH lengkap dia menunggu sang kekasih datang. Hati Ibam kian kencang berdetak,detakan jantung yang seolah akan meledak sesaat lagi untuk melepaskan rindunya yang  tak terbendung.
Dari jauh di lihatnya Lestari yang sedang menunggu bagasi.
Engkau wanita ku...
Saat aku menghukum mu kemarin
Entah mengapa seperti aku menghukum diri ku sendiri.
Engkau yang  terindah untuk ku..
Tak akan aku menyianyiakanmu lagi.
Tak akan ku biarkan engkau menangis  tak akan ku biarkan engkau menunggu.
Cukup sudah aku menyiksa batin mu duhai prempuan ku...
Akan ku berikan tawa untuk mu
Ku berikan kebahagiaan  yang tak terhingga untuk mu..
Tetaplah di samping ku..
Akan ku tebus semua kesalahan  ku kemarin..
Ibam dengan lekat memandangi Lestari dari jauh. Lestari  melambaikan tangannya,dan Ibam pun membalas.
"jangan pernah  melambaikan tangan mu, aku takut jika itu lambaian mu untuk pergi dan tak akan pernah  kembali suatu saat nanti.bidadariku....”

###

Surabaya hari itu sangat panas membara, Lestari sudah berada di dekat Ibam. Ibam yang sedang fokus pada kemudinya merasa salahtingkah di pandangi tiada henti  oleh Lestari. Sejak mereka bertemu di bandara tadi, Lestari  tak henti memandang wajah Ibam yang berada di sampingnya.
"Dek, uda ahh Mas nya jangan di liatin terus.”
"Aku kangen..”
"Emangnya Adek doang...”
"Mana ada Mas rindu sama aku?, inget aja enggak.”
"Kamu tau nggak Dek, Mas tuh tiap hari ngintipin kamu di rumah sakit. Sampe Mas tau kamu ke jeneponto, Mas uda nggak pernah lagi ke rumahsakit. Dan habis itu Mas di hubungin Divo, dan dia menjelaskan semuanya. Kamu tau apa yang terjadi sama Mas setelah itu?”
Lestari menggelengkan kepalanya.
"Mas depresi Dek, sering keluar malem, nongkrong sendirian di monas atau gor ragunan. Kalau malam minggu Mas ke pelabuhan.”
"Terus kenapa tidak pernah hubunguin aku?  Kita sama-sama tersiksa dengan kesalahpahaman  yang konyol ini Mas.”
"Mas malu untuk memulainya Dek.”
"Ada ya orang  yang egoisnya kaya Mas? Tapi aku boleh meminta sesuatu nggak, untuk kita kedepannya? “
"Apa itu Dek? “
"Jangan pernah  meninggalkan aku, dan jangan pernah  membuat aku menunggu untuk kesekian kalinya. Aku tidak sanggup dan tidak akan pernah  sanggup Mas. Jika kita memang harus terpisah, biarkan maut yang memisahkan kita.dan satu lagi pesan aku.... “
Lestari  diam tak melanjutkan kata-katanhya.
"Satu lagi apa Dek? “
"Itu nanti aja aku sampaikan Mas.”
"Kamu tuh ya bikin Mas penasaran  aja.. Awas nanti kalu sudah sampai, trima hukumanmu. Ini perintah komandan. Jelas ini ya!!”
"Siap salah komandan. Aku sekarang memang anak buah  mu Mas, tapi liat nanti kalau aku sudah jadi istri mu, pangkat ku lebih tinggi dari pangkatmu.”
"Memang apa pangkat mu nanti kekasihku yang imut??”
"Satu tingakat di atas mu. Mayor... “
Ibam tertawa lepas mendengar celotehan kekasihnya itu.
"Kamu itu lucu Dek,uda tambah pinter hapalan kepangkatannya. Padahal dulu kamu masih binggung bedain prada atau pratu, serda atau sertu, lettda atau lettu. Selalu tanya berulang-ulang kenapa dimulai dengan dua kemudian satu dalam kepangkatan militer? “
"Hohoho aku belajar tau Mas.Belajar dari eyang google, terus selama aku di jeneponto aku juga belajar dengan Dessi, karna pacarnya dia tentara juga dinas di 721/MKS, Mas.”
"MKS itu singkatan apa Dek?”
"Makassau Mas, bataliyon 721 ada di bawah jajaran kodam tujuh wirabuana.”
Ibam kembali  di buat tertawa oleh Lestari, kali ini tawanya lebih keras dari yang sebelumnya, Ibam sangat suka dengan kepolosan Lestari saat ini. Dia hanya sengaja bertanya usil apa itu arti "MKS" dan di luar dugaannya,Lestari menjawabnya dengan seolah menggurui Ibam tentang ketentaraan. Sebagai seorang  tentara bukan berarti Ibam tak tau jajaran kodam dan batalyon yang ada.hanya saja ia tak pernah  menyangka jika Lestari, gadis awam yang tak tau apa-apa tentang militer,kini sudah berubah menjadi  gadis yang luas wawasannya.
"Dek, ini Mas antar kamu ke rumah Mas dulu ya. Nanti kamu istirahat  aja dulu.terus Mas tinggal kamu kekantor sebentar ya Dek. Mas lagi ada kerjaan sedikit yang harus di selesaikan.nanti sore Mas antar kamu ke hotel.”
"Aku masih kangen Mas.”
"Kamu manja Dek.”
"Mas nggak suka ya?”
"Aku suka semuanya yang ada di diri kamu Dek.”
Akhirnya  mobil terios adventure berwarna putih itu pun memasuki komplek prumahan yang asri. Ibam memarkinkan mobilnya di depan sebuah rumah minimalis namun cukup asri, karna bayak tetumbuhan yang hidup di perkarangan rumah. Seprtinya sang pemilik rumah sangat apik dan sangat menyukai bebungaan.
"Rumah siapa ini Mas? “
"Ini rumah dinas perwira Dek”
"Kan belum nikah, ko boleh sih "TL"
"Apa lagi tuh "TL" Dek?  Tidak lulus ya?  Atau remedial gitu? “
"Mulai lagi deh ngetes kecerdasan aku.”
"Hahaha ya uda yu masuk. Ini rumah dinas Mas, kamu istirahat dulu sementara  disini ya.”
"Emang boleh aku masuk Mas? “
"Boleh lah Dek, Mas sudah ijin ko, tapi dengan syarat Adek tidak boleh bermalam disini. Padahal kalau boleh jujur, Mas pengen habiskan malam bersama Adek.”
"Mas omes ahh.”
Ibam kembali tertawa melihat mimik ngeri milik Lestari yang di sertai dengan kata-kata ajaibnya. Dan kedua pasangan sejoli yang baru kembali di pertemukan itupun masuk kedalam rumah yang bercatkan biru belau tersebut.
"Adek kalau mau istrirahat di sana ya, itu kamar Mas, atau mau di kamar sebelahnya juga boleh. tapi kamar kedua belum Mas isi prabot. dan kalau mau istirahat di kamar itu pake tikar anyaman aja ya.”
"Ya tuhan, jauh-jauh aku dari jeneponto ke surabaya, cuma di suruh tidur beralaskan tikar? sini kamu Mas.” Lestari mencubit perut Ibam dengan gemas, sementara Ibam hanya menahan geli dan sedikit sakit atas cubitan Lestari.
"Dek,kalau mau mesra jangan disini, Mas harus jaga wibawa di belakang sana ada yang ngawasin kita..”
Secepat kilat Lestari tersadar kalau dirinya kini berada di lingkungan yang harus di jaga kesopanan dan tingkahnya.
"Deni...“ Panggil Ibam kepada seseorang  di belakang  sana.
"Siap komandan..”
"Kamu ini, sudah saya bilang jangan kaku begitu kalau lagi di luar di kantor. Saya ini kawan kamu.”
"Siap.. Ada apa komandan?”
"Ini Mbak Lestari, dia tamu saya, sementara  waktu saya titip di sini dulu, biarkan dia istirahat. Nanti saya pulang dinas,saya antar dia ke hotel.”
"Baik Komandan..”
Setelah menitipkan Lestari pada Pratu Deni, Ibam berpamitan Kepada Lestari karna harus kembali lagi ke kantor yang tak jauh dari kediamannya tersebut.
"Dek, Mas berangkat dulu ya, lihat jam kamu, sekarang  jam berapa? “
"Jam satu Mas.”
"Tiga jam dari sekarang , nanti Mas pulang.nanti Mas antar Adek ke hotel. Hati-hati.  Jangan genit sama anggota Mas di belakang  ya.”
"Ihh apaan sih Mas. Aku maunya cuma genit sama Mas Ibam aja.”
Tak bisa di lukiskan dengan kata-kata  tentang apa yang di rasakan Lestari.hatinya begitu bahagia, memandang lagi orang yang dia cinta. Lestari  kembali masuk dan duduk di ruang tamu. Seketika matanya bergriliya memandang seisi rumah. Matanya berhenti di salahsatu foto berbingkai hitam keemasan dengan ukiran indah, di pandangnya foto Ibam semasa taruna dulu.
"Gagahnya perwira ku...”
Lestari  duduk di sofa ruang tamu rumah dinas Ibam, di raihnya remote tv dan entah siaran apa yang dia lihat? karna matanya masih saja fokus pada foto-foto Ibam dari masa kemasa. Hingga tiba suara yang menyadarkan  dari lamunannya.
"Permisi Mbak..”
"Ohh ya Mas Denni ada apa?”
"Maaf mau minum apa? Atau mungkin ada perlu,jangan segan untuk memanggil saya Mbak.”
"Aduh jangan repot-repot Mas.kopi aja kalau ada Mas, gulanya sedikit aja. Ohh ya maaf toiletnya dimana ya Mas? “
"Ada di belakang Mbak, di pintu seblah sana.” Pratu Deni menjukan sebuah pintu yang di sebut toilet.
"Oke,makasih ya Mas Den.”
"Baik Mbak, kalau begitu saya permisi ke belakang dulu.”
"Silakan Mas Den.”
Lestari  bergegas menuju kamar kecil, Ia bermaksud menyegarkan wajahnya dengan mencuci muka.
"Aduh ngantuk bener gue, mau tidur  ya nggak enak, nggak tidur,bisa mati gegara ngantuk. Ahh lebay lo Tari.. Masa nggak tidur aja mati.” Lestari  berbicara pada dinding kamar mandi yang seolah bisa menjawab dan memberikan solusi yang tepat baginya.
Seselesainya dari kamar mandi, Lestari kembali duduk di ruang tamu,di mejanya sudah tersedia kopi dengan creamer terpisah.
Lestari  menyeruput kopinya nikmat, tak lama kemudian Pratu Deni datang dengan kembali membawakan cemilan.
"Permisi Mbak..”
"Iya Mas Deni.”
"Ini Mbak, cemilan sambil nunggu Danki.”
"Waw bakwan udang ya Mas Deden.Eh boleh ya saya panggil Mas Deden aja? Hehe”
"Iya boleh Mbak.Oh ya ijin Mbak, ini namanya cakwe peneleh Mbak, memang sekilas mirip dengan bakwan udang Mbak. Kalau Mbak makan ini pasti besok-besok nagih lagi.”
"Ohh baru lihat cakwe yang modelnya begini saya Mas. Cocok juga ya sama minum kopi siang jelang sore gini.”
"Baik Mbak, saya ijin kebelakang lagi Mbak.”
Lestari  menikmati kopi dan kudapan yang di sediakan Pratu Deni.
Ia sangat menikmati cakwe peneleh dengan saus asam manisnya.

Kring...  Kring...
Lestari  mengambil smartphone nya yang bergetar.
"Hai Vo.....”
"Gile sumringah amat idup lo hari ini.”
"Hahaha kampret lo, katanya lo bilang8 gue kudu ceria kaya dulu lagi, lah ini gue uda ceria lo malah protes..”
"Iya juga sih Sist, cuma masa iya lo udah sembuh beneran gitu?”
Lestari  memang belum memberi tahu Divo tentang keberadaanya kini di surabaya. Dan Lestari  juga belum menceritakan apa-apa tentang dirinya dan Ibam. Ia hanya menceritakannya kepada sang Mama tercinta.
"Tenang Vo, gue udah move on ko. Dan bentar lagi gue pulang ke jakarta.”
"Baguslah, ntar gue cariin lagi laki buat lo Sist, tapi janji jangan galau lagi ya. Btw surat lo uda gue sampein ke Ibam, sebenernya uda lama sih.cuma kemaren-kemaren gue telpon lo, tapi hp lo nggak bisa terus gue hubungi.”
"Sorry bro, hp emang  sering gue matiin. Baru bener aktif minggu-minggu ini lah. Trus gimana tanggapan Ibam sama lo,Vo?”
"Gila Sist, waktu itu yang gue liat dia kaya orang sakau, mata merah, badan layu, kumis ama jenggotnya nggak rapih kaya dulu. kalau  gue bilang sih lebih mirip rumput liar tuh jenggot di biarin kaya gitu.”
Lestari  mendengarkan tiap kata yang di sampaikan Divo. Berarti benar Ibam sempat depresi, sama seperti dirinya. Seketika Lestari merasa iba terhadap Ibam. ingin ia memeluk Ibam untuk menggantikan luka di antara mereka yang pernah  ada.
"Mas Ibam.... “ Lirih lestari memanggil.

Seorang pria datang, dan masuk ke sebuah rumah dinas, dia adalah Ibam yang baru saja pulang dari kantornya. Di dapatinya seorang  wanita sedang tertidur di sofa ruang tamunya. Di dekatinya dan di setuhnya wanita itu dengan lembut, sambil memegang bahu si wanita itu, Ibam membangunkan Lestari  yang tertidur.
"Dek.. bangun Dek... “
Lestari membuka matanya, begitu terkejut nya ia mendapati pria yang ada di samping nya.
"Maafin Mas ya, sebentar Mas masuk dulu.”
Tanpa mengizinkan Lestari menjawab, Ibam memasuki kamarnya dengan cepat. tak berapa lama Ibam kembali keluar, dengan kostum yang berbeda.
Penampilannya sangat kren, dengan celana jeans di padukan dengan t-shirt berwarna putih dan berkerah.
"Ayo dek..”
"Kemana? “
"Kehotel, Mas tadi sudah pesankan hotel buat Adek.”
"Tapi Mas kan capek, nggak istirahat dulu?”
"Uda gampang, ayo cepetan.”
Ibam dan Lestari  kembali memecah jalan Ibu kota Surabaya, untuk menuju surabaya suites hotel. Ibam membelai lembut kepala Lestari dengan  tangan kirinya, sementara  tangan kanannya masih memegang kemudi.
"Maafin Mas ya Dek, Mas selalu bikin Adek susah.”
"Apa lagi sih Mas, crewet bener deh om Danki.”
"Mas tidak tega melihat Adek tidur kaya tadi, pasti sakit semua badannya ya sayang?”
"Ini sih belum seberapa di bandingkan dengan  waktu dulu di tamini Mas. rasanya lebih sakit ngeliat Mas pergi ninggalin aku siang itu.”
"Mas minta maaf ya, uda bikin Adek nangis.”

###
Setibanya di hotel dan mengurus segalanya,.Ibam dan Lestari menuju kamarnya di temani oleh roomboy hotel.
"Kita mau kemana nanti malam Mas? “
"Ada deh...  Rahasia.”
“Tega ya,main rahasia sama aku?”
"Kamu istirahat  ya, Mas pulang dulu.”
"Lah jangan pulang  Mas, aku masih kangen. Apa Mas mau istirahat  ya?  Istirahat disini aja.”
Lestari  berusaha mencegah Ibam pergi, karna dirinya masih sangat rindu oleh Ibam.
"Dek kamu tuh makin crewet ya, kalau ngomong satu-satu dong cinta ku..”
Lestari  menggelayut manja di lengan Ibam.
"Tuhan maafkan aku yang sedikit murahan dan centil jika dengan pria ini.”
"Dek, Mas punya sesuatu buat Adek.”
Ibam mengeluarkan paper bag dari tas ransel yang sedari tadi di bawanya.
"Mas pingin ngasih ini ke kamu, dan Mas harap kamu suka. Mas pingin dari sekarang  kamu menggunakan ini, untuk melindungi mu.dan nanti malam kalau kita jalan, kamu pake ini ya Dek. “
Lestari  membuka paper bag tersebut dan mendapati kotak berwarna pink dengan motif bunga berwarna putih.
Di bukanya kotak tersebut dan dilihat isinya, seketika Lestari  menangis haru saat melihat isi dari kotak tersebut.
"Subhanallah ya allah.. Engkau memberikan aku pria yang begitu baik, membimbing ku dan mengajarkan aku untuk menutup aurat ku.. Terimakasih  lelaki ku.... “
Diraihnya tangan Ibam, dan di ciumnya punggung tangan lelaki tersebut. Lestari begitu haru dengan stelan hijab yang di berikan Ibam untuknya. Ibam mengingikannya berhijab dan di mulai hari ini.masya allah...
"Adek suka? “
"Suka Mas,terimakasih  ya. Mas mengajarkan aku untuk menjadi prempuan yang lebih baik. Dan trimakasih karna ini warna kesukaan aku.”
"Nanti malem kamu pake ini ya..  Itu yang utama Dek. Dan ini Mas uda siapkan beberapa jilbab untuk kamu pake besok-besok.”
Semakin dalam Lestari menangis, ia begitu terharu dengan perlakuan Ibam.di bukanya jilbab-jilbab itu satu persatu.
"engkau mempersiapkan aku dengan baik, untuk aku menghadap tuhan ku kelak..”
Malam harinya Ibam mengajak lestari ke sebuah resto bernuansa romantis. Ibam menjatuhkan pilihannya pada resto the valay. Dengan pemandangan yang indah, dan dari sisi kiri meja yang di pesannya terdapat sebuah kolam yang di hiasi dengan lilin cantik. Lestari memandang kagum.ia tak menyangka bahwa Ibam bisa seromantis ini.
Malam itu, Lestari  yang cantik bertambah cantik dengan dress hijab berwarna peach pilihan Ibam. Ibam tahu betul selera Lestari yang sangat menyukai warna lembut. Tak henti hentinya Lestari mengucap syukur karna telah di berikan lelaki yang terbaik dari sang pencipta.
"entah ini firasat atau bukan? Seolah engkau mempersiapkan aku dengan baik sebelum aku kembali pulang...”
"Mas, mumpung aku masih di sini, boleh nggak kalau aku ke trenggalek? Aku pingin kesana Mas, kangen Ayah, Ibu dan dek Raras.”
"Iya, nanti kita pulang kalau minggu ini Mas libur ya, karna kegiatan lagi padat Dek, mau menyambut HUT marinir.”
"Aku sendiri bisa  ko Mas, tapi pinjam  mobilnya ya hehe.”
"Jauh loh Dek dari sini ke trenggalek.”
"Jauhan mana dari jeneponto ke surabaya?“
"Iya tapi itukan kamu naik pesawat,tinggal duduk manis.”
"Aku nggak mau tau, pokoknya aku pinjam mobilnya dan aku ke trenggalek. Mas itu harus ngijinin aku mandiri, nanti kalau kita nikah, aku juga toh bakal ke trenggalek juga sendirian.”
"Ko sendirian? “
"Iya, kan ceritanya Mas lagi tugas.hemm misalnya tugas di perbatasan  gitu hehehe.”
"Kamu tuh ya, daya hayalnya ketinggian Dek.”

###

Pagi ini Lestari  tengah bersiap untuk berkunjung ke trenggalek. Dengan berat hati Ibam memberikan ijin Lestari pergi sendiri ke trenggalek dengan menggunaka mobil, dan Ibam juga sangat berat mengingat Lestari  mengemudi seorang diri.
"Hari ini aku pergi.
Ku pergi dengan membawa segenap cinta dan sayang ku untuk mu...”
Ibam seolah tak percaya dengan berita yang baru saja di dengarnya. Tubuhnya lunglai, seolah tulangnya tak lagi mampu untuk di tegakkan. Air matanya kian menetes deras di sertai sesal yang nendalam.
"Andai saja aku tak memberinya ijin untuk pergi, andai saja aku bisa mencegahnya.... “
Batinnya lirih meratapi nasib dan dia berharap ini adalah sebuah mimpi buruk dari tidur nya.

###

Empat jam sebebelum nya.....
"Aku berangkat ya Mas, ngomong-ngomong jilbab aku uda bener belom nih?
"Suda sayang, kamu cantik Dek.”
"Berarti kemarin aku jelek gitu ya?”
"Hehe ya nggak juga Dek, kemarin kamu cantik, dan hari ini kamu lebih cantik, wajah mu itu loh merona bener.”
"Ihh masa sih? Padahal aku nggak pake blush on loh.”
"Kamu kabari Mas kalau sudah sampai ya.”
"Kayanya nanti bukan aku deh yang ngabarin Mas, tapi bakal ada orang lain yang bakal ngabarin keberadaan aku. Mas hati-hati ya, jangan sedih kalau aku nggak ada. Aku mencintai mu hingga akhir Mas.”
Di ciumnya punggung tangan Ibam sebelum Lestari masuk ke dalam mobil.
"Mas tunggu. Ini buku agenda aku, semua rasa ku tentang Mas ada di dalamnya. simpan baik-baik ya. Terus kalau kangen sama aku di baca aja bukunya. Dan aku juga titip ini buat Mama dan buat Divo.”
Ibam menerima agenda Lestari, tak ada firasat apa-apa saat itu.

###

"Assalamualaikum Mama....”
"waalaikumsalam Kakak...”
"Ma, Kakak pamit ya, Kakak minta maaf kalau Kakak banyak salah selama ini. Mama baik-baik ya Ma.”
"Kakak mau kemana, ko seperti mau pergi jauh aja?”
"Kakak mau ke trenggalek Ma, mau jenguk Ayah dan Ibu disana. Ma, Kakak tinggal di trenggalek aja ya nanti.”
"Terserah Kakak aja, mau tinggal di sini boleh, mau di tempat Ibu dan Ayah juga boleh.”
"Yaudah Ma, Kakak berangkat ya. Assalamualaikum.”
"Hati-hati ya Anak Mama. Walaikumsalam.”
Prang.....
Gelas Lestari yang ada di lemari tiba - tiba jatuh dan pecah tak berbentuk.
"Loh ko gelas si kakak pecah? Ada apa ini ya?”
Firasat Bu Anwar sudah tak enak, dan segera di telpon kembali anak sematawayangnya itu.

"Kakak pergi sama siapa Nak?”
"Ihh Mama ko enggak salam dulu sih.?”
"Ahh iya Mama lupa.?”
"Kakak pergi sendiri, bawa mobil Ibam, Ma.”
"Aduh jangan pergi Ka, degerin Mama ya Nak. Kakak perginya nanti aja kalau Ibam libur.”
"Kakak kangen dengan keluarga di trsnggalek Ma. Kakak bakal pelan-pelan ko nyetirnya Ma. Kakak bakal.....”Lestari menghentikan kata-katanya
"kakak.. Hallo.. Kak..” Terdengar suara Bu Anwar yang sangat panik.
"Ma. Kakak bakalan terus ngeliat Mama, walaupun Mama hanya bisa merasakan Kakak.”
"Mama sayang banget sama kakak...”
Seolah Bu Anwar mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.hati dan perasaannya sudah sangat tidak enak.
Sekelebat terdengar suara pak anwar.
"biar kakak ikut Papa, Ma.”
"ya tuhan lindungi anakku"

###

Braking news..
“Telah terjadi kecelakaan di ruas jalan bypass krian madiun, sebuah mini bus terios adventure berwarna putih dengan nomer polisi "L 2987 PA. Korban adalah seorang wanita muda. Mobil melaju dari arah sidoarjo,di duga korban menuju trenggalek. Demikian berita yang dapat kami sampaikan...
"wih serem amat kecelakaannya.. “
Divo, sedang menonton siaran berita di televisi.
"ehh tapi tunggu deh, dari sidoarjo menuju trenggalek, ko gue kangen Kak Lestari ya? Telpon aja lah..”
Seketika divo mencoba menghubungi Lestari,tapi tak di angkatnya.
"Sombong banget lo Sist, uda enggak mau angkat telpon gue.”
Kring.. Kring...
Divo meraih handpone android miliknya.
"Tumben Ibam telpon, ada apaan nih Bang Jendral? Angkat ahh.. Kali aja mo ngasih gue undangan.”
"Assalammualaikum jendral..”
"Waalaikumsalam, Vo, kamu uda dapet kabar?”
"Kabar pernikahan lo ya Bang?”
"Saya lagi sedang tidak bercanda Vo.”
"Kabar apa Bang, ko kayanya Abang tegang banget?”
"Lestari kecelakaan di madiun. Tolong kamu dampingi Mama kesini. Kesurabaya. Karna Lestari minta di makamkan di Trenggalek.”
Seketika Ibam tak mampu lagi untuk berkata banyak pada Divo, dan semoga saja Divo tanggap dengan pembicaraan Ibam yang masih saja tak di sangka oleh Divo. Seketika Divo teringat Mama Lestari.

###

10 menit setelah kepergian  Lestari. Tak sengaja Ibam membuka halaman terakhir pada agenda Lestari.
"jika aku harus mati, kuburkan aku di kampungmu, di trenggalek. Agar engkau selalu menemui ku ketika kau pulang nanti.”
Ibam terkejut membaca tulisan itu.
"Apa ini Dek? Ko cita-cita mu mati?”
Tak lama kemudian setelah Ibam membuka halam terakhir buku harian Lestari,tiba – tiba saja telpon Ibam berdering nyaring.
Kring... Kring...
Nomer tak di kenal menghubunginya.
"Selamat siang..” Sapa suara dari sebrang telpon.
"Iya siang Pak..”
"Apa benar dengan Bapak Abraham?”
"Iya betul, maaf dari mana?”
"Saya dari kepolisan, ingin memberitahukan bahwa saudari Lestari mengalami kecelakaan parah. Jasadnya kini ada di rumah sakit Soedono Madiun. Terimakasih.
"aku baru saja membaca keinginan mu dek, akan ku laksanakan amanat mu ini...”
Ibam segera melaju menuju madiun, dengan di kemudikan oleh Pratu Deni.
"Yang cepat kamu bawa mobil nya, Deni!!”
"Siap Komandan.”
"Terobos lampu merah cepat!!!”
“Siap Komandan...”
Pratu Deni hanya menjawab semua perintah Ibam dengan kata "siap"
Sementara di jok belakang Ibam tak tentu arah, pikirannya menerawang jauh, sepanjang jalan ia hanya berdoa, agar muzizat itu ada dan nyata.
"aku mohon kepada mu tuhan.. Tiupkan lah kembali nyawa untuknya. Ijinkan kembali dia untuk hidup, biarkan dia bahagia. Tukar nyawanya dengan nyawa hamba ya tuhan ku...”

###

Divo telah bersiap menuju surabaya, di sebelahnya duduk Bu Anwar yang sangat tenang. Di genggamnya tangan wanita separuh baya itu seolah Divo mentranfer energi untuk Bu Anwar.
Dan seketika Bu Anwar pun menumpah ruahkan air matanya. Divo memeluk Bu Anwar haru.
"Mama yang kuat Ma, masih ada Divo. Divo anak mama sekarang, dan sampai kapan pun Divo selalu anak Mama. Mama harus iklas melepas Kakak pergi.”
"Mama iklas Vo, Lestari sudah berpamitan langsung tadi pagi.” Bu Anwar menceritakan percakapan terakhir dengan sang putri.

###

Ibam menatap tubuh tak bernyawa itu dengan pilu.di bukanya kantung jenazah dan astagfirulloh....
Lestari tak berbentuk, rupanya yang cantik hancur di hantam benda keras. Namun hijab itu nasih saja menempel di kepalanya.
"aku mencintaimu sayang ku...
Tak akan ada yang mampu menggantikan mu.
Terimakasih untuk waktu singkat mu menemani aku... “
Mama dan Divo tiba di rumah sakit, di antar oleh Pratu Deni. Bu Anwar masih saja tabah menghadapi putrinya yang sudah tak bernyawa. Di belainya penuh kasih sayang tangan Lestari. Ingin Bu Anwar membelai wajah putrinya, tapi Ibam melarang,karna keadaan tulang tengkorak Lestari yang hancur.
"Maafin Ibam Ma, Ibam tidak bisa menjaga Lestari.” Ibam bersimpuh di hadapan Bu Anwar.
"Mama iklas, kalau begini takdir Lestari, Mama sudah berfirasat sejak Tari menghubungi Mama tadi pagi. Ayo bangun Bam, kamu tidak boleh rapuh. Iklaskan dia, Bam. “
Ibam berdiri dan memeluk Mama Lestari.
"Terimakasih sudah melahirkan anak seperti Lestari, Ma, terimakasih sudah mengijinkan saya untuk dekat dengan Lestari, walaupun waktunya singkat.” Keduanya pun menangis haru di depan Lestari yang tak bernyawa.
Hari ini setelah mengurus segala administrasi rumahsakit dan memberikan keterangan kepada pihak kepolisian. Jenazah Lestari di bawa menuju trenggalalek, tempat kediaman orang tua Ibam.
"Dek, ini hari terakhir kita jalan-jalan,.kamu lihat kan ada Mama, ada Divo dan ada aku.
Siang ini, tepat jam 13.15 aku mengantarkanmu ke rumah orang tua ku. Trenggalek.
Dek.. Entah apa jadinya aku nanti tanpa mu?
Tidak biaskah menemaniku lebih lama lagi?
Aku belum menerima hukuman ku dari mu..
Sulit bagi ku untuk mengucapkan 'slamat tinggal'pada mu..
Aku berharap ini hanya mimpi buruk Dek..”
“ Dek ayo dong bangun... Dek kamu bercandanya enggak lucu.Lestari ku.... “
Ibam berteriak histeris, dari diantara Mama,Divo dan kedua orang tua Ibam, dan juga adik-adik Ibam yang sengaja berkumpul untuk memberikan salam perpisahan terakhir untuk Lestari, Ibam lah yang paling histeris atas musibah yang menimpanya itu.

Hidup bagai mengukir
Tulisan di atas pasir
Arus kan menyisir
Lepas ke samudra mengair
Angin kan mengusir
Lapang menuju tabir

Di sini aku menangisi
Raga yang tak bernyawa
Di hati aku meratapi
Hari yang mulai sepi

Lorong itu kelam
Memuja malam
Sekelebat diam temaram
Merayu jiwa yang tentram

Oh raga yang di kuasai dewa malam
Oh sepi yang di kuasai mimbar silam
Mengais engkau mendekam
Merangkak engkau mengeram

Tak lagi aku melihat dikau
Kasih tersayang pelipur lara
Tak lagi aku mengecup dikau
Masih membayang pengobat luka

Raga mu hancur luluh
Alam telah menyambutmu

Wahai dikau pembakar suluh
Menghardik jiwa yang rikuh
Dengan itu dikau di kenang
Dengan itu dikau terkenang

Usah gelisahkan jiwa yang tersisa
Lepaslah dikau ke samudra lepas
Usah hiraukan jiwa yang lara
Sambutlah tabir jiwa yang lepas

Kau akan hidup sayang ku
Selalu akan hidup
Karna hidup itu
Bukanlah sekedar raga yang redup
Karena hidup itu
Adalah jiwa yang terdekap
Karena hidup itu
Adalah dikau jiwa abadi

###
Malam terakhir sebelum kecelakaan...
Malam itu menjadi saksi keromantisan antara Ibam dan Lestari, dengan pencahayaan yang temaram, dan lilin lilin yang menyala bertabur di kolam. Mendukung Ibam untuk melancarkan aksinya. Ibam bermaksud melamar Lestari di tempat romantis tersebut.
"Dek,tunggu sebentar ya"
"Mas, mau kemana? "
"Aku punya kejutan untuk mu sayang ku...”
Ibam berjalan menuju panggung mini yang di lengkapi dengan alat musik dan sound sistem..
"Selamat malam. Ijinkan saya untuk berbicara dengan seorang gadis yang tengah duduk di meja sebrang sana,dan sebelumnya ijinkan saya untuk menyanyikan sebuah lagu yang juga saya tujukan untuk Lestari Jayanti...”
Lestari  tak menyangka tentang ulah Ibam yang baru saja di dengarnya. “apakah ini mimpi tuhan? “
Ibam memberikan isyarat kepada pianis untuk mengiringi lagunya
"Untuk kamu yang selalu indah dan takan terganti."
Ibam mulai menyanyikan sebuah lagu romantisnya.
From this moment, life his begun...
From this moment, you are the one
Right beside you is where i belong..
From this moment.....

From this moment i have been  blessed.
I live only, for your happiness
And for your love
i'd give my last breath
From this moment on....

I give my hand to you whit all my heart
I can't wait to life with you
I can't  wait to star.
You and i will never be apart..
My dream come true because of you..

From this moment, as long as i live
I will love you
I promise you this
Theres is nothing i wouldn't give
From.... This.... Moment... On....
Ibam menyanyikan lagu from this moment yang di populerkan oleh Shania Twin pada era '90an.
Dari mejanya Lestari sangat menikmati alunan musik dan suara Ibam yang merdu, ia tak menyangka bahwa kekasihnya bisa seromantis ini, dan ini adalah kejutan yang luar biasa baginya.di sepanjang hidupnya dan juga di penghujung hidupnya. Lestari  terlarut dalam suasana keromantisan Ibam, hingga suara tepukan penonton menyadarkan nya bahwa lagu from this moment telah usai.

###

"teruntuk kekasih ku dan juga calon istriku. From this moment....Terhitung sejak saat ini, kita akan memulai kehidupan yang sebenarnya.dan terhitung sejak hari ini di sisimulah tempat ku..tak akan ada yang bisa menggantikan engkau di dalam hati ku... Dan sejak hari ini apakah engkau bersedia menjadi pendampingku?..."
Dengan penuh kebranian Ibam melamar  Lestari di hadapan orang banyak. Hatinya kian berdegup kencang, ada rasa takut jika Lestari menolaknya.
Dengan langkah pasti Lestari berjalan menuju tenda musik di mana Ibam menantikan jawabannya. Kini Lestari telah berada di depannya.Ibam berlutut di hadapan Lestari dengan sebuah kotak cincin bermatakan batu permata berwarna putih, Ibam melanjutkan aksi romantisnya.
"Lestari,will you marry me?... "
Lestari  menahan haru dengan ulah Ibam malam itu.air mata haru dan bahagia tanpa di komando tlah mengalir dengan indahnya.
Lestari  mengambil mic yang di pegang Ibam.
"banyak kisah yang terjadi di antara kita, ada sedih, dan bahagia. Dan malam ini, Mas Ibam memberikan aku kejutan yang luar biasa di sepanjang hidup ku. Tapi maaf........"
Lestari  menggantung kalimatnya.dan Ibam menanti kelanjutan kalimat tersebut dengan segala rasa kekhawatiran nya.
Lestari  menarik nafasnya panjang dan kembali membuka suaranya..
"Bismilahhirohmannirohim... Atas ijin allah, terhitung detik ini, aku menerima Abraham  sebagai imam ku kelak, Ayah dari anak-anak ku, dan pendamping ku. Insya allah.”
Seketika itu pula Ibam menyematkan cincin di jari manis Lestari.betapa bahagianya mereka berdua.dan tak sampai di situ. Ibam mengajak Lestari berdansa yang di iringi oleh dentingan piano yang mengalun mempersembahkan lagu from this moment...
Di tengah dansanya, Lestari membuka suaranya.
"Mas, trimakasih ya... "
"Untuk? "
"Kejutan lamarannya..."
"terimakasih  juga sudah menerima lamaran ku, setelah ini kita akan terus selalu bersama Dek. "
"Tapi boleh ya aku ke trenggalek.. "
Di tengah keromantisannya, Lestari  masih saja berusaha untuk membujuk Ibam,agar ia di perbolehkan pergi ke trenggalek seorang diri.
"Lihat besok aja ya cinta"
"Hemmm gitukan... "
Lestari  memanyunkan bibir indah mungilnya.
"Dalam keadaan ngambek sekali pun, kamu tetep cantik gadis ku... "
Ibam merayu Lestari dengan kata-kata mautnya.
Malam itu menjadi malam yang indah, malam yang tak akan dengan mudah terlupakan bagi keduanya.
"Sayang, badan mu dingin, kita pulang ke hotel ya.. "
"Tapi aku masih pingin sama mas Ibam"
"Iya,aku temenin kamu, tapi nanti aku pulang ya.. "
Seketika pun mereka menuju hotel tempat Lestari  menginap. Sepanjang jalan Lestari masih saja terus memandangi ibam di belakang kemudi,sesekali Lestari mengelus pipi Ibam lembut.
"Kamu itu kenapa Dek,ko dingin gitu? "
"Tapi aku tidak merasa kedinginan ko mas"
"kamu yakin? "
"iya lah, kan yang punya badan aku, yang ngerasain juga aku"
Tak tersa keduanya pun telah tiba di hotel, dan menuju kamar Lestari.setibanya di kamar, Ibam dengan sigap memeriksa keamanan kamar tersebut.
"Mas, apa sih? Ko semuanya di periksain, Mas ini kaya lagi ngawal pejabat negara aja."
"Aku takut kamu kenapa-napa nantinya,atau mungkin kamu kurang nyaman saat tidur. "
"Udah deh Mas, yuk sini duduk dekat aku sebentar. "
Lestari  menarik halus tangan Ibam untuk menurutinya agar mau duduk didekatnya.
"Duduk aja sini,kita belum pernah kan duduk deketan kaya gini beb?. "
"Kamu manja Dek. "
"Biarin, uda diam aja, aku pingin menikmati wanginya Mas sebentar aja. Biar besok aku nggak lupa sama wanginya. "
"Bicara mu itu loh, kaya aku bakalan pergi jauh Dek. "
"iya lah,yang bakal pergi kan aku. "
"hushh kamu itu kalau ngomong loh seolah olah banget.”
"lah kan emang aku mau pergi  ke trenggalek mas. "
Ibam sebenarnya  enggan untuk memberikan ijin kepada Lestari untuk pergi dan mengemudi seorang diri. Tapi akhirnya  ia pun luluh karna berkali kali Lestari memohon dan meyakinkannya.
"Jadi kapan Adek mau ke tenggaleknya?. "
"Besok boleh Mas? "
"Jam berapa? "
"Nanti dulu deh, kalau mobil aku pinjam, terus Mas pake apa gitu ke batalyon? "
"Pake motor lah"
“Enggak apa-apa gitu? "
Di raihnya kepala  Lestari  dan di benamkannya ke dalam pelukan.
"Sebenarnya Mas Tak ingin kalau Adek pergi sendirian."
"Mas nih cengeng gitu, dengerin aku. Ada atau tidak ada aku,Mas tidak boleh cengeng. "
"Dek, itu bibir mu kenapa? Coba sini Mas liat, kamu ini Dek bibir ko kaya gini sih.."
Dan tiba-tiba saja cup.... Seketika bibir Lestari merasakan hangatnya sentuhan lembut bibir Ibam,ciuman pertamanya. itu adalah kali pertama  Lestari  berciuman. indah, hangat dan berkesan. Cukup lama mereka bermesraan  seperti itu hingga Ibam tersadar.
"Astagfirullah...maafin Mas, dek. Mas khilaf. "
"Aku menikmatinya Mas. Trimakasih Mas.”
Cup....
Lestari  mencium pipi Ibam yang mulus, belum hilang keterkejutan nya karna telah mencium Lestari tanpa sadar. Kini Ibam kembali terkejut dengan tingkah Lestari  yang tiba-tiba saja mencium pipinya.
"Ko bengong Mas? Kaya di cium orang  lain aja, katanya calon istri, gitu aja ko bingung"
"Mas tidak menyangka, Adek mau cium Mas "
Lestari  tertawa terbahak mendengar dan melihat ekspresi  Ibam yang jenaka. Lucu.
"Anggap aja itu ciuman perpisahan  dari aku, besok kan aku pergi, Mas"
"Iya, jadi jam berapa perginya?"
"Jam sembilan, setelah Mas apel pagi."
"Yaudah besok Mas siapkan mobilnya. "
"Terimakasih  cinta ku. "
Malam itu keduanya berpisah di pertengahan malam, seperti keduanya pun enggan untuk mengakhiri malam yang indah tersebut.baik Ibam maupun Lestari keduanya sama-sama di mabuk oleh asmara.
###
Matahari mengintip malu-malu, pagi itu seusai solat subuh Ibam bersiap menuju batalyon untuk mengikuti apel pagi. Dan pagi itu juga Ibam meminta Pratu Deni untuk mempersiapkan mobilnya.dengan sigap pun Pratu Deni melaksanakan  printah Ibam dengan sebaik mungkin.
"Den, nanti kamu selesai apel tolong jemput Lestari ke hotelnya ya."
"Siap Komandan.. "
"habis itu bawa kesini Den.jelas ini ya Den!! "
"Siap jelas Komandan... "
Di tempat yang berbeda, pagi itu Lestari tengah bersiap menantikan
Pratu Deni untuk menjemputnya. Ibam berhalangan menjemput Lestari,di karenakan Ibam masih ada kegiatan yang harus di selesaikan nya.
Tok.. Tok.. Tok...
"Ya tunggu sebentar."
Lestari  membukakan pintu, dan di lihatnya Pratu Deni telah siap menjemput nya.
"Oh ya tunggu sebentar  Mas Den."
Lestari mendorong travel bagnya, karna sebagian akan di titipkannya di rumah Ibam.
"Sini biar saya saja Mbak."
"Terimakasih  Mas Deni.”
Sesampainya di rumah  dinas,Lestari telah di nantikan oleh Ibam.
"Assalamualaikum  cinta"
"Waalaikumsalam Dek"
"Mas, aku perginya kan cuma sebentar, jadi aku cuma bawa keperluan ku sedikit aja,sisanya aku titip di sini aja ya, siapa tau nanti Mas kangen sama aku. "
"Mas bakal kangen banget sama Adek pastinya"
"Mas manja, ketuleran aku ya? "
"Hehe, semenjak kenal Lestari ku,Mas jadi muda lagi Dek. "
"Halah kata-katanya maut lagi deh om Danki."
"Ko Mas nya di bilang gombal terus sih Dek? "
"Ya udah ya Mas, aku berangkat sekarang,takut sampe sana kesorean."
"Hati-hati ya, jangan  ngebut-ngebut.terus nanti kalau sudah sampai jangan lupa kabari Mas."
"Iya Mas, Assalamualaikum. "
Di raihnya tangan Ibam dan di ciumnya punggung tangan Ibam.
Sebelum pergi lestari menitipkan sebuah agenda dan dua surat beramplopkan putih dengan taburan gambar bunga mawar berwarna merah untuk sang mama dan untuk divo sahabatnya.

###
Siang,tepat pukul 13.45 wib iringan mobil zenazah menuju rumah duka di trenggalek. Ibam dan Bu Anwar duduk menemani Lestari yang tertidur tak bernyawa di astas kranda,tak pernah sedikitpun Ibam melepaskan tangannya dari keranda yang menutupi Lestari,ia masih saja menggenggam tangan Lestari walau hanya dalam hayalnya.
"Dek, hari ini kita beneran pulang ke trenggalek, dan hari ini juga aku,Mama dan Divo mengantarkan mu ke trenggalek.hari ini hari terakhir kita jalan-jalan Dek, kamu seneng kan kita pulang Dek? "
Ibam tak kuasa menahan tangis, air matanya tak pernah berhenti mengalir sejak ia mendengar kabar duka tersebut. Hatinya luluh lantak, tak kuasa menahan kesedihan yang mendalam. Ibam menyesali semuanya, menyesali atas ijin nya yang ia berikan kepada Lestari.
"Adek sayang, andai saja aku mempunyai sikap tegas ku,tak akan aku biarkan hal itu terjadi. Dan seandainya aku sanggup untuk melarang mu pergi, pasti siang ini aku masih mendengar suara mu, melihat senyum mu, dan melihat tingkah manja mu,Mas rindu Dek. "
Ibam terus saja merancu, ia berharap kekasihnya akan segera bangun, Ibam berharap ini adalah bercandaan Lestari yang sedang menjahilinya.

###

Mobil ambulan tiba tepat di halaman rumah kedua orang tua Ibam,telah menanti di depan halaman Ayah,Ibu dan juga Adik-adik Ibam yang sengaja berkumpul untuk memberikan salam perpisahan terakhir untuk Lestari.
Tampak Laras yang sangat kehilangan. selain Ibam,Laras adalah orang kedua yang tak kuasa menahan kesedihan saat itu.bagaimana tidak? Laras sudah jatuh hati dan teramat jatuh hatinya kepada Lestari,di antara ke tiga adik Ibam,Laras lah yang paling mendukung Ibam dengan Lestari. Laras pula lah yang meminta Ibam untuk segera menikah secepatnya dengan Lestari,tapi kini keinginan Laras hanya tinggal keinginan yang tak akan terwujud.
Ibam memeluk Laras dengan penuh keharuan. Tangis keduanya pun semakin haru dan pilu.
Sore itu di kediaman orang tua Ibam di laksanakan solat jenazah,tampak orang-orang berwajah duka dan kehilangan.tak ada satupun dari mereka yang percaya dengan kejadian naas yang menimpa Lestari. Dan seusai solat jenazah di lakukan, masih terlihat bu Anwar yang masih saja berusaha untuk sabar dan tabah dalam cobaan yang menimpanya. Tapi tidak dengan Laras.sesaat setelah solat jenazah dan keranda kembali di angkat untuk segera di makamkan, Laras tiba-tiba jatuh pingsan setelah menyentuh Lestari untuk terakhir kalinya. Sekitar 15 menit Laras tak sadarkan diri, sampai akhirnya ia memaksakan diri dan juga menguatkan dirinya bahwa ia mampu untuk mengantar Lestari kerumah terakhirnya dan ketempat peristirahatan yang terakhirnya. Ayah Ibam,Ibam dan Divo turun ke liang lahat, untuk membaringkan Lestari ke tempat peristirahatannya yang abadi. Ibam pula yang membuka tali pengikat pada kafan Lestari,dan Ibam pula lah yang melafazkan azan untuk Lestari.
Kini tubuh tak bernyawa itu di tutup oleh papan - papan pipih dan ke mudian di timbun kembali oleh tanah hingga menggunung. Seketika bu Anwar yang sedari tadi terlihat ikhlas tiba -tiba tangisnya pecah saat tanah yang mengerucut itu di tancapkan papan nisan yang bertuliskan nama lengkap Lestari Jayanti. Tubuhnya lunglai, tulangnya tak mampu lagi menopang badannya. Dengan sigap Divo menyanggah tubuh bu Anwar,di dudukannya tubuh wanita itu di sebuah kursi yang telah di sediakan.
Sesaat setelah papan nisan sementara itu di tancapkan mereka para pelayat memanjatkan doa yang di pimpin langsung oleh Ayah Ibam. Satu persatu orang-orang meninggalkan tanah makam itu, tapi tidak dengan Ibam dan Divo.keduanya masih bersimpuh di hadapan makam Lestari.
Dengan pengungkapan isi hati yang mendalam.

###

-Divo-
"Hai Kak... Baru kemaren gue denger suara lo, lo masih sama kaya sebelumnya, masih ceria dan gila. Tapi hari ini.. Tadi pagi jam 11.15 wib gue nonton berita kecelakaan di madiun, dan gue enggak nyangka kalau lo korban dari kecelakaan naas itu. Belum ada 5 menit setelah berita itu, gue di telpon Ibam,gue kira dia mau ngabarin kalau kalian uda ke tahap pengajuan..... Tapi, tak taunya gue malah ngedenger brita buruk tentang lo.hari-hari gue kedepannya tanpa lo?? Gue tidak bisa bayangin kak, tapi gue janji gue bakal ngejagain Mama terhitung hari ini.
Kak..lo bisa hitung nggak, selama kita kenal berapa kali gue panggil lo mesra kaya gini? Iya mesra gue panggil lo "kakak".lo tau nggak,kalau lo orang terbaik yang pernah gue kenal. orang yang tidak pernah memandang sebelah mata. lo selalu ikhlas untuk memberi dan menerima, lo terlalu sabar dan juga terlalu setia. Tapi gue suka bingung, antara lo sabar sama lo bego. Iya Kak, lo tuh bego, lo uda di tinggalin Ibam, tapi hati lo masih nunggu dia walau akhirnya dia luluh juga.
Kak... Lo liat kan gimana Ibam sekarang? Dia lagi duduk tuh di samping kanan lo, tadinya gue tidak yakin kalau dia itu cinta beneran sama lo,tapi hari ini gue liat cinta itu dimatanya, cinta itu tulus ka, lo liatkan gimana rapuhnya dia sekarang? Kakak yang tersayang, Lestari Jayanti...selamet beristirahat dengan tenang walaupun lo uda tiadk hidup, tapi kenangan lo selalu hidup di hati gue... Love you my sister.... "

###

-Ibam-
"Assalamualaikum cinta ku....
Sampai saat ini saat Mas duduk di samping mu, lebih tepatnya saat Mas duduk di samping makam mu, Mas masih berharap ini adalah mimpi, atau ini adalah lelucon mu untuk menjahili Mas.
Dek... Mas membaca secara acak buku agenda,yang adek titipin tadi pagi.
Dek... Ternyata uda lama Adek berfirasat akan pergi seperti ini, kenapa Adek tidak pernah cerita pada Mas, kalau Adek uda tau bakal terjadi seperti ini? Andaikan Adek cerita, Mas akan menjaga Adek.
Dek.. Mas masih pingin melewati hari indah bersama Adek.baru semalam aku melamarmu, tapi belum 24 jam semua sudah seperti ini, sungguh ini adalah mimpi buruk terpanjang dalam hidup Mas.
Adek... Sekarang tanggal 11 november,hari ini hari kematian mu yang bertepatan dengan sehari sebelum korps ku berulang tahun.
Dek... Hari ini cukup sampai disini perjalanan dan kisah cinta kita, aku tak tahu kedepannya tanpa kamu akan seperti apa?
Istirahat lah dengan tenang dan damai disana, trimakasih pernah menjadi bagian dalam hidup ku, terimakasih telah memberikan warna dalam kisah ku.
Walaupun raga mu telah mati, tapi di hati ku engkau akan selalu dan terus hidup Lestari ku..
Jika aku pulang nanti, aku akan selalu datang mengunjungi mu. Dan jika aku pun terpanggil nanti, ijinkan aku untuk menemani di sisi mu...
Tunggu aku di sana sayang ku, cepat lambat aku akan datang, karna tanpa mu aku tak berarti, aku rapuh Dek...
Hari ini, aku mengantarkan mu pulang ke kempungku, kerumah ku dan ini rumah mu rumah terakhir untuk mu dan kelak rumah terakhir untuk kita...
Aku mencintai mu dalam hatiku meski kini kau tak lagi bernyawa..."

###

- Lestari-
Duarrrrrrrr.......
Suara hantaman benda keras begitu nyaring terdengar.. Decitannn ban mobil yang berusaha untuk rem pun sia-sia. Sebuah truk yang memuat bahan matrial melaju dengan kencang dari arah berlawanan dan dari sebrang berlawanan itu pula mobil terios adventure putih melaju dengan santai, terios yang di kendarai oleh seorang wanita di hantam dengan keras hingga remuk seketika, sang pengemudi wanita tersebut tak sadarkan diri dengan seketika, entah meninggal di tempat, entah hidup. Jika melihat kondisi mobilnya pun rasanya mustahil untuk wanita itu hidup, mengingat mobil terios tersebut hancur dan tak berbentuk.
"ohh tuhan... Apa yang terjadi pada ku, mengapa dengan tubuh ku? Mengapa roh ku terlepas dari jiwa ku?
Tuhan... Mengapa dengan cara seperti ini aku pergi?
Mama...
Mas Ibam....
Divo.......
Tolong aku... Lestari takut, tubuh ku masih  bernafas, siapa tau aku masih bisa di selamatkan. tolong aku, rasanya sakit sekali, sekujur tubuh ku mengalami sakit. Oh tuhan... Aku menangis tapi tak ada yang mendengarkan aku?
Tubuhku sedang merintih menghembuskan nyawa dan semoga itu bukan nyawa terakhirku...
Aku masih mau hidup, aku masih harus mengurus pengajuan nikahku..
Bagaimana dengan Mama jika aku pergi?
Bagaimana dengan perwira tampan ku jika aku meninggalkannya seperti ini?
Tuhan... Berikan aku mujizat mu...
###

-Lestari untuk Ibam-
Hari ini setelah roh ku terlepas dari tubuhku, aku melihat kesedihan mu yang mendalam.
Hari ini tepat tanggal 11 november aku pergi meninggalkan mu untuk selamanya. Sehari sebelum korps mu ulang tahun.
Kekasih ku... Tau kah engkau saat kecelakaan itu? Aku sungguh takut..
Aku berjuang melawan sakitku seorang diri, aku memanggil nama mu dalam sakratulmautku. Tapi kau tak mendengarkan aku..
Kekasihku.. Terimakasih engkau telah mempersiapkan aku pulang dengan baik.,kau bungkus tubuhku dengan dress hijab pilihan mu, kau bungkus kepala ku dengan hijab yang juga kau pilihkan untukku. Terimakasih engkau menutup aurat ku dengan sempurna...
Dan di sore hari ini, ku lihat orang-orang mengantarkan ku dengan sendu. Berhentilah menangis kesayangan ku,kini aku baik baik saja, aku tak lagi merasa sakit seperti tadi.. Tubuh ku kini jauh lebih ringan...
Di bawah sini sebelum tanah itu menimbun tubuh ku.. Aku melihat Mama, Divo, Ayah, Ibu dan adik-adik berkumpul melepas ku.. Sungguh aku bahagia sayang ku... Tapi mengapa dengan Laras ku? Saat ia tak sadarkan diri menyentuh tubuhku yang di tutupi kranda.. Aku sangat sedih melihatnya.. Oh Adik kecil ku... Aku bahagia mempunyai Adik seperti mu, maafkan aku hanya sebentar menjadi bagian dari kalian.
Tiba saatnya tanah-tanah itu menutupi tubuh ku... Selamat tinggal semua.. Aku mencintai kalian hingga akhir nafas ku.
Dan teruntuk Mas Ibam ku, kini tiba saatnya aku pergi.
Cinta ku pada mu akan terus terkenang dan terus hidup subur menemani mu....
"cinta ku sampai akhir.... "